Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lahan Tebu di Jateng Semakin Menyusut

Produksi gula nasional masih belum mampu memenuhi kebutuhan gula konsumsi secara nasional.
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bisnis.com, SEMARANG – Sepanjang Januari - September 2020, nilai impor gula dan kembang gula di Jawa Tengah meningkat hingga 130,95 persen (yoy). Hal ini disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah pada Senin (2/11/2020) lalu.

Meningkatnya kebutuhan konsumsi dan industri akan menjadi penyebab utama meningkatnya nilai impor komoditas ini. Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah, Cisilia Sunarti, mengungkapkan bahwa kinerja Pabrik Gula (PG) yang ada di Jawa Tengah masih kurang efisien, sehingga belum bisa meningkatkan produksi gula.

“Apalagi dengan kondisi pandemi Covid-19 ini [yang] menyebabkan distribusi gula tidak lancar dari semua PG,” ungkapnya pada Bisnis, Selasa (3/11/2020). Cisilia juga menjelaskan bahwa sampai saat ini, produksi gula nasional masih belum mampu memenuhi kebutuhan gula konsumsi secara nasional.

Data Distanbun Provinsi Jawa Tengah juga menunjukkan penyusutan luas area tanam tebu di Jawa Tengah. Sepanjang 2015 – 2019, terlihat tren penyusutan luas tanam tebu. Penyusutan luas areal penanaman tebu ini tentunya juga berimbas pada menurunnya jumlah produksi batang tebu di Jawa Tengah.

Luas Areal Ditanam (Ha)

Luas Areal Dipanen (Ha)

Jumlah Produksi Batang Tebu (Ton)

2015

67.293

66.560

3.826.118

2016

58.175

56.424

3.713.547

2017

54.360

53.176

2.904.903

2018

51.886

46.448

2.880.763

2019

48.343

47.459

2.894.884

Tren ini juga terlihat pada data Distanbun Provinsi Jawa Tengah yang menunjukkan bahwa produksi gula kristal sepanjang 2014 – 2019 yang juga ikut menyusut. Pada 2014 lalu, Distanbun mencatat produksi gula kristal di Jawa Tengah mencapai angka 250.563,48 ton, sementara pada 2019 jumlah produksinya hanya menyentuh angka 182.736,38 ton.

Meskipun demikian, BPS mencatat bahwa meningkatnya nilai impor komoditas gula dan kembang gula ini didominasi untuk pemenuhan bahan baku penolong di masa pandemi ini. BPS menyebut 97 persen komoditas gula yang masuk merupakan bahan baku penolong bagi sektor industri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper