Bisnis.com, YOGYAKARTA — Gunung Merapi mengalami 32 kali guguran dan 39 kali gempa vulkanik dangkal selama sehari pada periode pengamatan sejak pukul 00.00 WIB hingga 24.00 WIB, Jumat (4/12/2020).
Kepala BPPTKG Badan Geologi Hanik Humaida menjelaskan pada Jumat (4/12/2020) selama 24 jam Merapi mengalami 32 kali gempa guguran. Sedangkan untuk laju rata-rata deformasi sebesar 11 sentimeter per hari artinya tubuh gunung terjadi penggembungan 11 sentimeter per hari yang tercatat selama tiga hari terakhir.
“Sedangkan untuk gempa fase banyak tercatat 315 kali dan gempa embusan sebanyak 27 kali. Untuk suara guguran terdengar sebanyak satu kali dari PGM Babadan,” katanya Sabtu (5/12/2020).
Ia menambahkan secara visual rata-rata dalam sehari kemarin terlihat asap berwarna putih dengan intensitas tebal. Adapun ketinggian asap mencapai 175 meter di atas puncak.
“Untuk pemantauan terkini pada periode pukul 00.00 WIB hingga 12.00 WIB Sabtu juga terdengar satu kali suara guguran dari PGM Babadan,” katanya.
BPPTKG memastikan belum ada muntahan lava yang terjadi di Merapi sejak statusnya dinaikkan menjadi Siaga pada 5 November 2020. Adapun guguran yang terjadi beberapa kali, bukan guguran lava namun guguran material vulkanik sisa erupsi sebelumnya.
Baca Juga
Material guguran yang pernah meluncur merupakan material sisa erupsi seperti tahun 1948, 1884, 1888. Karena Ketika Merapi Meletus tidak semua material terlontarkan dan masih ada sisa di permukaan sehingga menjadi material vulkanik. Oleh karena itu Hanik memastikan, belum ada muntahan lava.