Bisnis.com, YOGYAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DIY mencatat pertumbuhan ekonomi di DIY pada Kuartal IV-2020 mencapai 3,18 persen (qtq). Kontribusi lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi, dan jasa lainnya menjadi penopang pertumbuhan perekonomian di DIY. Momen libur natal dan akhir tahun juga ikut meningkatkan pendapatan daerah tersebut.
Meskipun mengalami pertumbuhan positif secara kuartalan, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi di DIY mengalami kontraksi. BPS Provinsi DIY mencatat bahwa sepanjang 2020 perekonomian di daerah ini mengalami kontraksi 2,69 persen (ctc). Berbanding terbalik dengan kondisi di tahun sebelumnya, dimana pada 2019 terjadi pertumbuhan 6,59 persen.
Kontraksi ini dipicu oleh hampir semua komponen pengeluaran. Komponen ekspor netto antar daerah jadi komponen yang mengalami kontraksi paling dalam. BPS Provinsi DIY mencatat, komponen tersebut pada 2020 mengalami kontraksi hingga 74,71 persen. Pembatasan kegiatan ekonomi karena pandemi Covid-19, baik kegiatan produksi hingga distribusi, menjadi penyebab utama rendahnya kinerja komponen tersebut.
Secara year-on-year, kinerja perekonomian pada Kuartal IV-2020 mengalami kontraksi 0,68 persen. Sebagian lapangan usaha menjadi sumber pertumbuhan positif. Seperti sektor informasi dan komunikasi, jasa kesehatan, dan pertanian. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, BPS Provinsi DIY mencatat komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, serta kinerja ekspor dan impor luar negeri mengalami kontraksi.
Kontraksi yang terjadi secara year-on-year utamanya disebabkan oleh kinerja lapangan usaha konstruksi, transportasi dan pergudangan, serta penyediaan akomodasi makan dan minum. Ketiga lapangan usaha tersebut memberikan andil kontraksi masing-masing 2,18 persen, 1,05 persen, dan 0,90 persen.
Rendahnya pertumbuhan ekonomi di DIY ikut menyebabkan turunnya kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pulau Jawa. Tercatat, DIY hanya memberikan kontribusi 1,49 terhadap PDRB Pulau Jawa.
Baca Juga
Sebelumnya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengakui bahwa tahun 2020 merupakan tahun yang memiliki banyak tantangan, khususnya untuk memenuhi capaian indikator kerja DIY. Dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan Daerah Triwulan IV Tahun 2020 yang diselenggarakan pekan lalu (27/1/2021), Ngarsa Dalem menyampaikan bahwa berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi DIY untuk memulihkan perekonomian.
Selain mempercepat belanja pemerintah, DIY juga melakukan belanja tidak terduga, serta menyalurkan dana insentif daerah. Tak hanya itu, berbagai jaring pengaman sosial juga disalurkan untuk meringankan dampak pandemi Covid-19.