Bisnis.com, SOLO — Penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada perbankan Himpunan Bank Negara (Himbara) di Jawa Tengah tumbuh positif meski pandemi Covid-19.
Begitu pula dengan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) juga mengalami kenaikan. Dalam hal ini, pelaku usaha kecil yang paling dominan memanfaatkan kredit tersebut.
Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri, Aquarius Rudianto, mengatakan penyaluran kredit di Jawa Tengah mencapai Rp32 triliun atau tumbuh 1,6 persen pada Februari 2021 (year on year).
Dari capaian tersebut, penyaluran kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) senilai Rp10,8 triliun dengan jumlah 147.481 debitur.
“Meskipun pandemi, penghimpunan dana pihak ketiga [DPK] juga tumbuh 13,1 persen [yoy] mencapai Rp34,7 triliun yang didukung oleh pertumbuhan giro. Ini kami lihat sebagai optimisme masyarakat sehingga perekonomian uang berputar kembali,” kata dia, dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI di Alila Solo, Kamis (25/3/2021).
Aquarius menjelaskan ada pergerakan pada kuartal IV 2020 sehingga penyaluran kredit makin membaik. Menurutnya, adanya vaksinasi memupuk optimisme masyarakat untuk beraktivitas kembali menggunakan dana.
Penyaluran kredit secara year to date (ytd) tumbuh 0,6 persen. Sedangkan dari segi non performing loan (NPL) atau kredit macet 1,94 persen. Pihaknya pun komitmen untuk mendorong kredit retail tumbuh sebesar 15,8 persen hingga akhir 2021.
Di sisi lain, penyaluran kredit UMKM di Jateng dan DIY mencapai Rp10,8 triliun dengan total sebanyak 155.000 debitur. Perinciannya untuk usaha mikro penyaluran kredit mencapai Rp1,136 triliun (42.952 debitur), usaha kecil Rp7,555 triliun (108.754 debitur), dan usaha menengah Rp2,234 triliun (3.423 debitur).
Sedangkan di Jateng penyaluran kredit senilai Rp9,2 triliun ke sebanyak 133.000 debitur. Dari angka tersebut, 57 persen di antaranya disalurkan pada sektor usaha perdagangan, yakni sebesar Rp5,221 triliun, disusul jasa dan hiburan Rp1,607 triliun, infrastruktur dan industri Rp1,353 triliun, dan pertanian dan perikanan Rp995 miliar.
“Secara kewilayahan, penyaluran kredit UMKM paling besar di area Semarang senilai Rp2,22 triliun diikuti area Solo Rp2,09 triliun. Sedangkan penyaluran KUR di Jateng dan DIY tumbuh 7,58 persen [Februari 2021]. Target KUR pada 2021 mencapai Rp5,530 triliun dan kini sudah terealisasi Rp945,6 miliar. Di area Solo KUR tumbuh 11,23 persen senilai Rp94,714 miliar (Februari 2021). Sedangkan untuk NPL KUR di Solo -0,02 persen,” papar dia.
Baca Juga : Wedang Tahu, Minuman Berkhasiat Khas Semarang |
---|
Direktur Jaringan dan Layanan BNI, Ronny Venir, menambahkan penyaluran kredit di Jateng juga tumbuh 0,78 persen (yoy) senilai Rp27,55 triliun pada 2020. Sedangkan DPK juga naik 6,4 persen sebesar Rp31,941 triliun, dan NPL 1,71 persen.
“Penyaluran KUR mencapai Rp2,92 triliun atau terealiasi 91,2 persen pada 2020. Sementara kualitas kredit KUR 0,06 persen. Selain itu, penyaluran KUR ini dominan pada sektor usaha kecil yang mencapai 97,5 persen dan sisanya usaha mikro 2,5 persen. Sedangkan dari sektor ekonomi, 63 persen disalurkan pada usaha perdagangan, disusul industri pengolahan 15,05 persen, jasa-jasa 10,91 persen, dan pertanian 9,74 persen,” ungkap dia.
Ronny menerangkan untuk penyaluran KUR supermikro melalui pembentukan klaster, kerja sama dengan e-commerce, dan pembiayaan pada mitra debitur atau nasabah korporasi BNI. BNI mencatat total penyaluran KUR supermikro pada 2020 mencapai Rp20,87 miliar dengan 3.072 debitur dengan 97 persen di antaranya dikucurkan pada sektor pertanian.
Sementara itu, Pemimpin Wilayah BRI Yogyakarta, Erizal, menjelaskan penyaluran kredit UMKM di Jateng tumbuh 11,61 persen yoy, yakni dari Rp80,96 triliun menjadi Rp90,37 triliun. Proporsinya, penyaluran tersebut sebesar 94,19 persen diakses usaha mikro, 5,8 persen usaha kecil, dan sisanya usaha menengah.
“Sedangkan penyaluran KUR di Jateng senilai Rp26,64 triliun atau naik 11,96 persen pada 2020. Secara nasional, rasio penyaluran KUR dibandingkan jumlah rumah tangga meningkat dari 5,43 persen menjadi 7,85 persen pada 2020,” jelas dia.