Bisnis.com, BATANG - PT Nestle Indonesia menginvestasikan dana senilai US$220 juta setara Rp3,1 triliun untuk membangun pabrik baru di Bandaraya, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sekaligus perluasan kapasitas produksi di tiga pabrik yakni Karawang, Jawa Barat; Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur; dan Panjang, Lampung.
Presiden Direktur Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar dalam peletakan batu pertama pabrik Bandaraya dan peresmian perluasan pabrik Nestle Indonesia di Batang, Jawa Tengah, Kamis (20/5/2021), mengatakan investasi tersebut merupakan bukti komitmen jangka panjang perusahaan asal Swiss itu di Indonesia.
"Keputusan untuk menginvestasikan 220 juta dolar AS untuk pabrik baru dan perluasan kapasitas pabrik-pabrik kami yang ada saat ini merupakan bukti komitmen jangka panjang kami di Indonesia," katanya sebagaimana disiarkan secara daring lewat saluran Youtube BKPM TV, Kamis (20/5/2021).
Ganesan mengatakan, bahwa investasi tersebut juga sejalan dengan strategi perusahaan untuk meningkatkan produksi dalam negeri, khususnya produk bernilai tambah dan berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat.
Lebih lanjut, pabrik baru di Batang akan menggunakan teknologi canggih guna memastikan standar operasional ramah lingkungan yang tinggi.
Dia juga menegaskan, sebagaimana pabrik Nestle lainnya di Indonesia, pabrik Bandaraya akan memenuhi persyaratan halal Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca Juga
"Pabrik Bandaraya di Batang akan mempekerjakan 200 orang dengan memproduksikan produk susu cair dan minuman siap konsumsi ketika beroperasi penuh pada 2023," imbuhnya.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi komitmen Nestle untuk tetap melakukan ekspansi bahkan membangun pabrik baru meski masih dalam kondisi pandemi.
Menurut Bahlil, bukan hanya nilai investasinya yang perlu mendapat apresiasi, melainkan pula sistem bisnis yang akan diterapkan di pabrik baru itu.
"Nestle tidak membuat suatu desain bisnis di mana bahan bakunya mereka investasi, tapi mereka kerja sama dengan peternak di desa-desa, kecamatan-kecamatan, yang kemudian hasilnya jadi bahan baku untuk kemudian diproses," katanya.