Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Jateng Naik, Klaster Keluarga dan Lapas Mendominasi

Selain dari klaster keluarga, Covid-19 di Jateng juga melonjak, karena disumbang kasus penularan di lingkungan lembaga pemasyarakatan atau klaster lapas yang ada di Kendal.
Petugas memberikan arahan sebelum mencoba tes Covid-19 dengan alat GeNose C-19 pada uji coba, di anjungan LRT Bandara Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II Palembang, Sumatra Selatan, Jumat (26/3/2021)./Antararnrn
Petugas memberikan arahan sebelum mencoba tes Covid-19 dengan alat GeNose C-19 pada uji coba, di anjungan LRT Bandara Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II Palembang, Sumatra Selatan, Jumat (26/3/2021)./Antararnrn

Solopos.com, SEMARANG - Kasus Covid-19 di Jawa Tengah (Jateng) melonjak lagi pasca-libur Lebaran 2021.

Lonjakan kasus penularan Virus Corona di Jateng itu didominasi klaster keluarga.

Dominasi klaster atau kasus penularan Covid-19 di kalangan keluarga Jateng tersebut disampaikan Gubernur Ganjar Pranowo, seusai menggelar rapat koordinasi penanganan Covid-19 di kantornya, Senin (24/5/2021).

“Ada tren peningkatan kasus harian di sini [Jateng] sampai pekan ke-20. Ini akibat liburan mudik atau yang nekat mudik. Proporsi klaster terbesar itu keluarga 62,4 persen. Ini jadi perhatian kita betul. Oleh karena itu, kita minta bupati/wali kota untuk mengaktifkan Jaga Tangga dan memasukkan data ke aplikasi Jaga Tangga,” ujar Ganjar.

Dia menambahkan, selain dari klaster keluarga, Covid-19 di Jateng juga melonjak, karena disumbang kasus penularan di lingkungan lembaga pemasyarakatan atau klaster lapas yang ada di Kendal.

Klaster Lapas di Kendal menyumbang sekitar 18,7 persen dari total kasus baru yang ada di Jateng.

Sementara, klaster agama menempati urutan ketiga dengan kontribusi 11,5 persen.

Dikutip dari laman Internet resmi milik Pemprov Jateng di corona.jatengprov.go.id, pada 24 April 2021 terdapat penambahan kasus baru Covid-19 mencapai 1.228.

Dengan demikian, hingga kini total kasus Covid-19 di Jateng mencapai 197.753. Perinciannya, 6.800 kasus aktif, 178.414 kasus sembuh, dan 12.539 kasus kematian.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Yulianto Prabowo, menyebut dari 35 kabupaten/kota di Jateng lonjakan kasus tertinggi berasal dari wilayah Kabupaten Kudus.

Lonjakan kasus itu bahkan membuat tempat isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit di Kudus mulai penuh.

Bahkan, menurut Yulianto, persentase pemakaian tempat tidur isolasi pasien Covid-19 atau bed occupancy rate (BOR) di Kudus saat ini telah mencapai angka sekitar 75-80 persen.

“Lonjakan kasus di Kudus memang cukup tajam, sehingga BOR tinggi. Maka, kita siapkan rumah sakit di daerah, seperti di RS Wongsonegoro Semarang yang BOR-nya masih rendah, padahal tempat tidurnya masih banyak. Nanti kita rujuk ke sana, jadi kabupaten/kota sekitar siap mendukung,” jelas Yulianto.

Tingginya penambahan kasus Covid-19 di Kudus lebih disebabkan banyaknya masyarakat yang mulai abai dengan protokol kesehatan (prokes).

“Jadi itu disebabkan karena tidak taat protokol kesehatan. Dimulai dari klaster keluarga, saat makan bersama, lepas masker dan saling bercengkerama. Artinya, kita harus hati-hati betul, baik di rumah maupun di restoran,” ujar Yulianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmat Wibisono
Editor : Nancy Junita
Sumber : Solopos
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper