Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Solo Memasuki Tren Ekonomi Positif

Secara normal itu memasuki zona positif karena aktivitas ekonomi juga sudah mulai menggeliat.
Karyawan menunjukkan produk kerajinan tas dan kipas lukis dengan tema Jepang di Nasrafa, Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/6/2021). Produk kerajinan lukis yang dijual seharga Rp250.000 hingga Rp1 juta tergantung motif tersebut disiapkan untuk souvernir menyambut Olimpiade 2021 di Tokyo, Jepang./Antara-Maulana Surya
Karyawan menunjukkan produk kerajinan tas dan kipas lukis dengan tema Jepang di Nasrafa, Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/6/2021). Produk kerajinan lukis yang dijual seharga Rp250.000 hingga Rp1 juta tergantung motif tersebut disiapkan untuk souvernir menyambut Olimpiade 2021 di Tokyo, Jepang./Antara-Maulana Surya

Bisnis.com, SOLO - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta menyatakan saat ini Kota Solo memasuki zona ekonomi positif seiring dengan upaya pemulihan perekonomian yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo mengatakan bahwa dilihat secara historis, pertumbuhan ekonomi wilayah Soloraya selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional maupun Jawa Tengah.

Sebagai catatan, Pada periode 2020, pertumbuhan ekonomi Soloraya tercatat minus 1,58 persen. Pada periode yang sama, pertumbuhan ekonomi nasional minus 2,07 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah minus 2,65 persen.

Pada kuartal I/2021, pertumbuhan ekonomi nasional masih terkontraksi 0,74 persen namun sudah menunjukkan tren perbaikan. Jika dibandingkan dengan masa awal pandemi Covid-19, kondisi saat ini menunjukkan perbaikan secara bertahap dari sebelumnya minus 5,32 persen kemudian membaik menjadi minus 3,49 persen, berlanjut ke minus 2,19 persen, dan kemudian minus 0,74 persen.

"Secara normal itu memasuki zona positif karena aktivitas ekonomi juga sudah mulai menggeliat," katanya, Kamis (10/6/2021).

Menurut dia, kondisi tersebut terlihat dari meningkatnya permintaan uang kartal pada periode Ramadan tahun ini jika dibandingkan tahun lalu meskipun pemerintah masih memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat termasuk peniadaan mudik Lebaran.

Pihaknya mencatat, pada tahun lalu kebutuhan kartal pada periode Ramadan dan Lebaran di Soloraya mencapai Rp3 triliun. Ia mengatakan angka ini meningkat pada periode Ramadan dan Lebaran tahun lalu, bahkan realisasi tahun ini melebihi target awal.

"Awalnya kami perkirakan Rp3,7 triliun dan ternyata realisasinya sebesar Rp4,52 triliun. Ini menandakan ekonominya sudah menggeliat," katanya.

Meski demikian, dikatakannya, sektor kesehatan tidak boleh dikesampingkan. Ia mengatakan jika ada lonjakan kasus positif Covid-19 maka akan dilakukan pembatasan kembali oleh pemerintah setempat dan akhirnya akan berpengaruh pada perekonomian.

"Dengan demikian harapannya ada peningkatan disiplin dan jumlah vaksinasi mencukupi sehingga tingkat positif terjaga rendah bahkan menurun," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper