Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jateng Deflasi 0,17 Persen, Ini Pemicunya

Tingkat inflasi tahun kalender Juni 2021 sebesar 0,51 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2021 terhadap Juni 2020) sebesar 1,25 persen.
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bisnis.com, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Juni 2021, Jawa Tengah mengalami deflasi -0,17 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,05.

Kepala BPS Provinsi Jateng Sentot Bangun Widoyono mengatakan, penyebab utama deflasi di Jawa Tengah Juni 2021 adalah penurunan harga daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit, telepon seluler dan kelapa.

"Penahan utama deflasi di Jawa Tengah adalah kenaikan harga mobil, telur ayam ras, emas perhiasan, tukang bukan mandor, dan rokok kretek filter," kata Sentot Kamis (1/7/2021).

Dia menjelaskan, tingkat inflasi tahun kalender Juni 2021 sebesar 0,51 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2021 terhadap Juni 2020) sebesar 1,25 persen.

Sementara itu, lanjutnya deflasi tertinggi terjadi di kota Tegal -0,36 persen dengan IHK sebesar 106,28 diikuti oleh kota Cilacap -0,25 persen dengan IHK sebesar 104,74, Kota Surakarta -0,22 persen dengan IHK sebesar 105,61, Kabupaten Banyumas b -0,20 persen dengan IHK sebesar 105,48, Kota Semarang -0,14 persen dengan IHK sebesar 106,40 dan deflasi terendah terjadi di kota Kudus -0,09 persen dengan IHK sebesar 105,29.

"Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya dua indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau [-1,08 persen] dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan [-0,54 persen]," ujarnya.

Sentot mengatakan, kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,57 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,25 persen), kelompok transportasi (0,22 persen), kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,19 persen), kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga (0,13 persen), kelompok pakaian dan alas kaki (0,10 persen) dan kelompok kesehatan (0,07 persen).

"Sedangkan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, dan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks [relatif stabil]," katanya. (k28)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper