Bisnis.com, SOLO - Aliran air di Sungai Bengawan Solo terlihat berwarna hitam dan berbau menyengat, Selasa (7/9/2021).
Akibat kondisi itu, pengolahan air bersih yang dilakukan oleh Perumda Air Minum Toya Wening (PDAM) Kota Solo, Jawa Tengah dihentikan sementara.
Petugas operasional Intake Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi, Purnomo, mengatakan air di Sungai Bengawan Solo tersebut diduga tercemar limbah industri alkohol lokal.
Hal itu terbukti dari aroma air yang berbau menyengat khas ciu.
“Saya tahunya pagi, kemudian lapor ke kantor dan keputusannya untuk menghentikan operasional IPA. Ini menjadi masalah rutin setiap musim kemarau,” kata dia, dihubungi Solopos.com, Selasa (7/9/2021).
Permasalahan klasik
Sementara itu, Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi Perumda Toya Wening Bayu Tunggul, mengatakan persoalan tersebut sudah berulang kali terjadi saat musim kemarau.
Debit dari hulu yang mengecil tak bisa mengurangi polutan sehingga air baku tidak bisa diolah.
Kondisi tersebut, lanjut dia, diperkirakan berlangsung hingga Oktober mendatang. Pasalnya, sampai saat ini belum ada solusi nyata bagi industri alkohol untuk tidak membuang limbahnya ke sungai tersebut.
“September-Oktober ini kan puncak musim kemarau, sehingga persoalannya bakal terus ada sampai hujan datang. Kami langsung melapor ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Tengah, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Persoalan ini sudah terjadi sejak 2018 dan terus berulang,” kata dia.
Pasokan air bersih berkurang
Bayu mengatakan, stok kebutuhan air bersih yang tertampung di reservoir saat ini hanya cukup 6-8 jam. Dengan dihentikannya pengolahan air bersih karena bahan baku yang tercemar itu, dipastikan berdampak ke pelanggan atau warga.
Sebagai antisipasi kelangkaan air bersih, warga yang terdampak nantinya diberikan pasokan air menggunakan truk tangki.
“Harapannya bisa mengolah lagi agar pelanggan tidak terganggu. Tampungan air di reservoir masih cukup untuk 6-8 jam di tekanan 1.500 rpm, dihitung dari penghentian operasional IPA jam 06.00 WIB. Kalau sampai siang atau bahkan sore tidak bisa diolah, pelanggan jelas terganggu,” ungkap Bayu.
Ikan mabuk
Kondisi tersebut juga membuat ikan-ikan di Sungai Bengawan Solo mabuk atau mengalami bladu.
Fenomena tersebut diketahui sudah mulai terjadi sejak dua hari terakhir.
Ikan-ikan yang menepi akibat adanya limbah itu biasanya langsung ditangkapi warga untuk dijual maupun dikonsumsi sendiri.