Bisnis.com, SURAKARTA — Poduk furnitur dan home décor yang diproduksi oleh UMKM di Jawa Tengah difasilitasi melakukan ekspor ke Jepang dan Belgia untuk menjangkau pasar Asia dan Uni Eropa.
Ekspor produk UMKM ke Jepang dan Belgia difasilitasi oleh Dinas Koperasi dan UMKM Jateng yang didukung oleh Bank Jateng, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah, dan stakeholder lainnya.
Di Eropa, produk furnitur dan home décor akan dipasarkan melalui pameran khusus yang diselenggarakan di salah satu gedung bersejarah di Brussels. Di gedung tersebut, produk dari Jateng akan di-display selama satu tahun penuh mulai Oktober 2021 hingga September 2022.
Sementara itu, di Jepang, produk dari Jateng akan difasilitasi oleh Konsulat Jenderal RI Osaka yang bekerja sama dengan para buyer di Jepang.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa produk furnitur asal Jateng sudah banyak diekspor ke luar negeri. Khusus untuk menyasar pasar Eropa, ia menekankan pentingnya UMKM memperhatikan aspek legalitas kayu serta sertifikasi ramah lingkungan yang disyaratkan oleh konsumen.
Di sisi lain, Ganjar juga mengusulkan pemetaan wilayah yang dapat menjadi hub untuk menyasar pasar internasional. Pembentukan hub ini akan membantu UMKM mengoptimalkan kapasitas kontainer karena ada lebih banyak negara yang dituju dalam satu kali angkut. Efeknya, biaya logistik bisa ditekan lebih efisien.
“Kita harus petakan hub mana yang bisa didorong. Kalau kontinuitas ada, kapasitas lumayan, maka kita bisa siapkan sendiri dan berikan afirmasi untuk memperlancar produk lokal agar bisa go internasional,” ujarnya dalam diskusi dan business matching dengan buyer di Belgia dan Jepang yang diselenggarakan secara virtual dalam rangkaian UKM Virtual Expo 2021 #2, Selasa (21/9/2021).
UMKM EKSPOR
Supriyatno, Direktur Utama Bank Jateng, mengatakan bahwa dukungan untuk UMKM diwujudkan tidak hanya dalam bentuk akses permodalan melalui penyaluran kredit, tetapi juga dalam bentuk pendampingan usaha dan fasilitas layanan perbankan untuk memperlancar ekspor.
Bank Jateng memiliki produk dan layanan yang dapat digunakan oleh eksportir untuk bertransaksi dengan buyer di luar negeri. “Kami memperkenalkan trade finance, mulai membuka LC, memperkenalkan layanan shipping seperti apa, pihak buyer seperti apa, ini rangkaian yang harus dikawal,” ujarnya.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Pribadi Santoso mengatakan bahwa pihaknya juga turut berperan untuk membantu UMKM bisa melakukan ekspor. Pendampingan diberikan oleh BI sejak hulu hingga hilir, mulai proses produksi hingga pemasaran.
Secara umum, Pribadi menilai potensi pengembangan UMKM furnitur sangat besar, utamanya yang menjangkau pasar luar negeri. Data Bank Indonesia, ekspor furnitur Indonesia tumbuh dua digit pada kuartal II/2021, dengan negara tujuan ekspor utama meliputi Eropa khsusunya Belanda dan Jerman.
Andri Hadi, Duta Besar RI Belgia, secara khusus menyebutkan bahwa ekspor nonmigas dari Indonesia ke Belgia pada semester I/2021 tercatat mencapai US$1,24 miliar, tumbuh 15% secara year on year. Ekspor dan furnitur berkontribusi cukup besar karena pada periode yang sama tumbuh hingga 40% secara yoy.
Menurut Andri, ekspor furnitur ke Belgia berpotensi terus dinaikkan karena produk kayu asal Indonesia yang sudah memiliki sertifikasi legalitas telah diterima oleh pasar di Belgia dan Eropa secara keseluruhan.
Selain itu, posisi Belgia yang strategis juga membuka peluang bagi produk Indonesia untuk menjangkau pasar Eropa. “Belgia bisa menjadi jalur masuk ke 27 negara Eropa dengan total 510 juta consumer potensial,” ujarnya.
Irwan Habsjah, Ketua Kadin Komite Belgia, Belanda, dan Luksemburg, menambahkan bahwa kebutuhan impor Belgia terhadap produk furnitur sangat tinggi. Pada 2020, nilai impor produk furnitur Belgia mencapai US$8,6 juta.
“Indonesia baru menyupai sedikit sehingga bisa didorong lagi. Ini juga terkait timing, karena pasar Eropa sedang langka dengan produk kayu. Indonesia memiliki sertifikasi kayu yang diakui. Ini kesempatan lagi,” ujarnya.