Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Wisata Jateng Andalkan Acara Hybrid

Meskipun pemerintah telah memberikan berbagai kelonggaran aturan PPKM, penyelenggara diminta tetap menyelenggarakan acara secara hybrid.
Pertunjukan sendratari dalam gelaran Moro Borobudur 2021 pada Sabtu (30/10/2021) malam. Acara tersebut diselenggarakan secara hybrid dan disiarkan secara langsung dari Balkondes Ngadiharjo, Borobudur, Magelang. - BISNIS/Muhammad Faisal Nur Ikhsan
Pertunjukan sendratari dalam gelaran Moro Borobudur 2021 pada Sabtu (30/10/2021) malam. Acara tersebut diselenggarakan secara hybrid dan disiarkan secara langsung dari Balkondes Ngadiharjo, Borobudur, Magelang. - BISNIS/Muhammad Faisal Nur Ikhsan

Bisnis.com, MAGELANG - Penyelenggaraan acara pertunjukan ataupun panggung hiburan secara hybrid mulai populer di masyarakat. Di masa pandemi Covid-19, model acara tersebut dinilai memberikan jalan tengah bagi pelaku usaha hiburan dan pariwisata untuk tetap berkegiatan.

Sinoeng Noegroho Rachmadi, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, mengatakan bahwa penyelenggaraan acara secara hybrid merupakan adaptasi dari new normal di masa pandemi Covid-19.

"Kalau Anda ingin menyelenggarakan event, perhelatan, hiburan, ini jadi sebuah pilihan. Dengan menggabungkan acara offline dan online, exposure yang didapat juga jadi lebih besar," jelasnya, Sabtu (30/10/2021) malam

Sinoeng mengungkapkan bahwa model pertunjukan hybrid memiliki sejumlah keuntungan, terlebih saat dilaksanakan di ruangan terbuka atau open space.

Kegiatan yang diselenggarakan di ruang terbuka, menurutnya, jauh lebih terkontrol dan terkendali, terkait perangkat yg menyelenggarakan dan penontonnya. Kondisi ini memungkinkan pengambilan tindakan lebih cepat, misalnya ketika terjadi kerumunan bisa lebih cepat ditangani.

Meskipun saat ini pemerintah telah memberikan sejumlah kelonggaran dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), namun Sinoeng berharap agar pelaku usaha hiburan dan pariwisata di Jawa Tengah bisa menjaga kondusivitas, salah satunya dengan tetap menggelar acara secara hybrid untuk sementara waktu.

"Secara sosiologis, kami meyakini antusias masyarakat, antusias pelaku industri sangat luar biasa di tengah kevakuman ini. Meskipun demikian, kita perlu latihan sesering mungkin dengan pola hybrid. Karena pertaruhan kita nanti saat libur Natal dan Tahun Baru," jelas Sinoeng.

Disporapar Provinsi Jawa Tengah mencatat dari 690 Daya Tarik Wisata (DTW) yang ada, saat ini ada sekitar 280 DTW yang telah beroperasi. Sinoeng menyebutkan bahwa pengelola DTW dipersilakan untuk melayani wisatawan. Dengan syarat, tetap menerapkan protokol kesehatan dan pembatasan jumlah kunjungan.

"Memang saat ini yang beroperasi jumlahnya belum banyak. Tetapi saya yakin, mereka sebetulnya banyak yang sudah boleh buka tetapi memilih untuk menahan diri. Yang sudah buka pun membatasi diri hanya beroperasi saat weekend, misalnya. Itu menunjukkan kesadaran yang luar biasa untuk menekan risiko. Tidak apa-apa, kami lebih suka yang seperti itu. Sustain, berlanjut, bertahap, lumintu (terus berjalan)," jelas Sinoeng.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper