Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BMKG Menjelaskan Fenomena Embun Upas yang Terjadi di Dieng Wonosobo

Fenomena ini memang merupakan suatu anomali, karena massa udara pada saat musim penghujan umumnya lembab dan basah serta pengaruh Monsum Asia cukup besar.
Kabut tipis menyelimuti Desa Dieng Kulon di Kabupaten Banjarnegara. /ANTARA-Tempo
Kabut tipis menyelimuti Desa Dieng Kulon di Kabupaten Banjarnegara. /ANTARA-Tempo

Bisnis.com, SEMARANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan adanya fenomena embun upas di dataran tinggi Dieng Wonosobo.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang Sutikno mengatakan, fenomena embun upas sebenarnya merupakan fenomena yang biasa di bidang meteorologi.

"Pada umumnya fenomena ini terjadi pada saat puncak kemarau. [Periode Juni-Juli-Agustus], akan tetapi saat ini terjadi di musim penghujan yaitu pada tanggal 4 Januari 2022," katanya, Selasa (4/1/2021).

Menurutnya, fenomena ini memang merupakan suatu anomali, karena massa udara pada saat musim penghujan umumnya lembab dan basah serta pengaruh Monsum Asia cukup besar.

Dia menjelaskan, menurut pantauan BMKG dari data AWS (Automatic Weather Station) yang terpasang di Kawasan Candi Arjuna dalam tiga hari belakangan ini memang kondisi cuaca di wilayah pegunungan Dieng di dominasi kondisi cerah berawan sehingga pemanasan cukup maksimal.

Pada tanggal 1- 4 Januari 2022 menunjukkan curah hujan yang rendah di bawah 1 mm, dengan tutupan awan sedikit (oktasnya rendah), sementara kelembapan udara terjadi perbedaan yang sangat signifikan pada siang hari yang rendah sekitar 75 persen dan malam-dini hari mencapai diatas 98 persen, dengan kecepatan angin cenderung lemah/calm (dibawah 5 m/s).

"Embun upas biasa terjadi akibat pengaruh menurunnya temperatur terhadap ketinggian, dan akan terjadi bila kondisi tutupan awan oktasnya rendah dan perbedaan kelembaban udara maksimum dan minimum cukup lebar pada daerah tersebut juga lebih didominasi angin kecepatan lemah cenderung calm," ujarnya.

Untuk wilayah dengan vegetasi yang bagus dengan tutupan tanaman rendah potensi terjadi embun upas cukup besar.

Selanjutnya, Sutikno menjelaskan beberapa hal yang bisa memicu terjadinya fenomena embun upas.

Untuk yang pertama, adanya Pusat Tekanan Rendah di Belahan Bumi Selatan Katulistiwa dan pola angin yang terbentuk di wilayah Jawa Tengah divergen (menyebar), sehingga pembentukan awan tidak maksimal dan kecepatan angin cenderung lemah.

Kedua, cuaca cerah - cerah berawan mendominasi beberapa tempat di wilayah Jawa Tengah termasuk sekitar pegunungan Dieng.

"Berdasarkan data-data AWS di atas mengindikasikan bahwa dinamika atmosfer lokal di kawasan Dieng dalam rentang waktu tanggal 1-4 Januari 2022 kondisinya mendukung terjadinya embun upas karena hampir serupa saat musim kemarau [Juni, Juli dan Agustus]. Dengan kondisi dinamika atmosfer seperti ini potensi terjadinya kabut yang bisa meningkat menjadi embun upas sangat besar terjadi," katanya. (k28)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper