Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama Jasa Raharja Rivan A. Purwantono menjamin biaya perawatan korban kecelakaan bus asal Solo yang melaju dari arah Dlingo menuju Imogiri dan mengalami kecelakaan di Jl Mangunan Imogiri, Bantul, D.I Yogyakarta.
“Kami telah menerbitkan surat jaminan kepada rumah sakit yang menangani, yaitu RS Nur Hidayah Bantul, RS PKU Muhammadiyah Bantul dan RSUD Panembahan Senopati Bantul sehingga korban tidak perlu khawatir akan seluruh biaya perawatan karena akan ditanggung oleh Jasa Raharja,” kata Rivan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (7/2/2022).
Akibat kecelakaan yang terjadi pada Minggu (6/2), hingga saat ini tercatat 13 penumpang meninggal dunia dan sisanya mengalami luka-luka. Berdasarkan informasi yang diterima oleh Jasa Raharja, bus tersebut mengangkut sekitar 40 orang penumpang.
Petugas Jasa Raharja di Sukoharjo, Jawa Tengah, kata Rivan, saat ini tengah siaga melakukan verifikasi ahli waris korban meninggal dunia. “Kami harapkan santunan sudah dapat diserahkan dalam waktu 1x24 jam sejak kejadian,” tutur Direktur Utama Jasa Raharja ini.
Seluruh korban kecelakaan meninggal dunia dan luka-luka di Imogiri ini terjamin oleh Jasa Raharja sesuai dengan Program Perlindungan Dasar Kecelakaan Penumpang Angkutan Umum.
Jasa Raharja memberikan santunan kecelakaan kepada setiap orang yang meninggal dunia/cacat tetap dan penggantian biaya rawatan akibat kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan angkutan umum. Santunan tersebut berasal dari Iuran Wajib Kendaraan Bermotor Umum (IWKBU) yang dibayarkan penumpang bersamaan saat membayar ongkos angkut/tiket.
Baca Juga
Nantinya, kata dia, para ahli waris korban meninggal dunia akan mendapatkan santunan sebesar Rp50 juta sementara untuk korban luka-luka seluruh biaya perawatan akan ditanggung oleh Jasa Raharja sampai dengan maksimal Rp20 juta sesuai dengan sesuai ketentuan PMK No. 15 Tahun 2017.
Sopir Meninggal
Bus pariwisata yang membawa rombongan wisatawan asal Sukoharjo Jawa Tengah tersebut terdapat 47 penumpang beserta sopir. Bus mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal karena menghantam tebing. Sebanyak 13 orang termasuk sopir meninggal dunia dan dibawa ke RSUD Panembahan Senopati tujuh orang, RS PKU Muhammadiyah Bantul lima orang, dan RS Nur Hidayah satu orang, sedangkan 34 orang luka juga dirawat di tiga rumah sakit wilayah Bantul tersebut.
Sementara pemerintah Bantul mendukung biaya pemulangan sampai ke Sukoharjo, Jawa Tengah akan diurus dan dibiayai oleh Pemda Bantul termasuk yang selamat akan juga diantar ke rumah masing masing.
Bus pariwisata mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal di ruas jalan Imogiri-Dlingo, tepatnya Bukit Bego, Pedukuhan Kedungbuweng, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu, sekitar pukul 14.00 WIB yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia.
"Korban meninggal dunia sebanyak 13 orang, ada yang meninggal di TKP, dan ada juga yang meninggal pada saat perawatan di rumah sakit," kata Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bantul AKBP Ihsan saat konferensi pers di Mapolres Bantul, Minggu malam, usai meninjau TKP kecelakaan.
Dia mengungkapkan total jumlah penumpang bus yang mengangkut rombongan wisatawan asal Sukoharjo, Jawa Tengah, tersebut sebanyak 47 orang dan sisanya mengalami luka luka.
"Korban luka sebanyak 34 orang, saat ini masih dirawat di tiga rumah sakit yang ada di wilayah Bantul, karena sesaat setelah kejadian kami ke TKP kemudian melakukan evakuasi bersama dengan para relawan," kata Kapolres.
Diduga Rem Blong
Kapolres mengatakan, kronologis kejadian pada saat bus pariwisata "Gandos Abadi" yang merupakan rombongan 'famili gathering' dari Sukoharjo, Jawa Tengah, akan berwisata dengan menggunakan bus tujuan Tebing Breksi Sleman, Hutan Pinus Bantul dan terakhir Pantai Parangtritis Bantul.
Kapolres mengatakan, setelah dari Tebing Breksi bus menuju Hutan Pinus, dan saat melewati TKP tersebut kendaraan yang akan menaiki Bukit Bego yang merupakan tanjakan sempat tidak kuat berdasar keterangan saksi, sehingga penumpang sebagian turun.
"Setelah penumpang turun kendaraan bisa naik perlahan ke tanjakan tersebut, dan kemudian penumpang kembali naik, tetapi pada saat turunan tersebut kendaraan melaju turun dan tiba-tiba kendaraan oleng," katanya.
Kapolres mengatakan, dari keterangan saksi yang ada di bus, bahwa saksi melihat sopir panik sambil mempermainkan 'persneling gigi kendaraan, sehingga ada indikasi bahwa fungsi pengereman tidak berfungsi atau rem blong saat menurun.
"Sehingga hanya memainkan persneling gigi pada saat bus turun ke bawah, ini yang menyebabkan kendaraan oleng kemudian menabrak tebing sebelah utara jalan, sehingga menyebabkan kendaraan bagian depan ringsek termasuk di samping," katanya.