Bisnis.com, SEMARANG - Ratusan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar aksi solidaritas mendukung perjuangan warga Desa Wadas, Purworejo, yang menolak pertambangan batu andesit untuk proyek Bendungan Bener di wilayahnya.
Mereka menggelar aksi dengan melakukan demo dan turun ke jalan di jalur pantura, Ngaliyan, Kota Semarang, Kamis (10/2/2022).
Mereka menggelar aksi sambil membawa spanduk bertuliskan antara lain #SAVE WADAS, WADAS MELAWAN, dan HENTIKAN TEOR TERHADAP WARGA WADAS.
Demo itu digelar sebagai bentuk dukungan dan aksi solidaritas terhadap warga Desa Wadas yang menolak pertambangan batu andesit di wilayahnya.
Selain itu, demo juga ditujukan kepada Polda Jateng agar segera menarik mundur ratusan aparat polisi di Desa Wadas karena dianggap mengganggu psikologis dan aktivitas warga Wadas.
Baca Juga
Para mahasiswa ini juga mengkritisi sikap Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, yang terkesan membiarkan aparat polisi dalam melakukan tindakan represif kepada warga Wadas.
Sebelumnya, sekitar 64 orang, yang mayoritas warga Wadas ditangkap polisi karena melakukan penolakan terhadap proses pengukuran tanah oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN), Selasa (8/2/2022).
Namun, puluhan warga itu sudah dibebaskan setelah sebelumnya sempat diamankan di Mapolres Purworejo pada Rabu (9/2/2022).
Aksi demo mahasiswa di jalur pantura Ngaliyan, Kota Semarang, ini turut dibagikan akun Instagram @lbhsemarang dalam berbagai foto dan video.
Dalam video yang beredar, mahasiswa tidak hanya menggelar demo dan orasi, mereka juga membakar ban di tengah jalan sebagai bentuk protes kepada aparat polisi dan dukungan terhadap warga Wadas yang menolak pertambangan quarry.
Aksi mahasiswa ini pun sempat membuat jalur pantura di Ngaliyan, Kota Semarang, tersendat. Meski demikian, mahasiswa tetap menyuarakan sikap dan dukungannya terhadap perjuangan warga Wadas Purworejo.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol. Iqbal Alqudusy, menyebut situasi di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, sudah kondusif pada Kamis.
Meski demikian, polisi tetap berjaga di desa tersebut untuk mendampingi petugas BPN Jateng yang masih melakukan pengukuran tanah.
“Situasi berjalan normal dan kondusif. Petugas tetap siaga untuk mendampingi Tim Kanwil BPN Jateng yang melakukan pengukuran,” kata Iqbal.
Menurut dia, dari ratusan bidang lahan yang harus diukur, saat ini tinggal menyisakan sekitar 50 bidang. Ia menuturkan berdasarkan perkembangan kondisi saat ini, maka pengukuran akan dapat diselesaikan pada Kamis ini.