Bisnis.com, YOGYAKARTA – Indikator kinerja pariwisata di Kota Yogyakarta pada Januari 2022 belum bisa melampaui kinerja bulan sebelumnya. Pada bulan Desember 2021 lalu, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) atau okupansi hotel berbintang sempat menyentuh angka 68,77 persen. Kini, angkanya menurun 8,87 poin menjadi 59,90 persen.
Amirudin, Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DI Yogyakarta, menjelaskan penurunan TPK tersebut merupakan hal yang wajar. Pasalnya, bulan Desember merupakan musim liburan akhir tahun dimana jumlah wisatawan ke DI Yogyakarta naik.
“Itu adalah puncak libur tahun baru, jadi berbagai perayaan di tahun baru maupun memang level PPKM-nya sudah dilonggarkan per Desember. Sehingga memang puncaknya itu TPK untuk Kota Yogyakarta ada di bulan Desember 2021, bulan sebelumnya. Sehingga Januari terjadi penurunan sedikit,” jelas Amirudin, Selasa (1/3/2022).
Dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Amirudin menjelaskan bahwa hingga hari ini, kinerja pariwisata masih terdampak oleh pandemi Covid-19. Menurunnya jumlah kunjungan wisatawan utamanya terjadi pada kunjungan wisatawan mancanegara dimana sejak April 2021 lalu hingga saat ini jumlah kunjungannya masih nihil.
“Jumlah tamu yang menginap [di hotel berbintang] pada bulan Januari 2022 baik yang berstatus WNA maupun WNI seluruhnya ada total sebesar 450.858 orang yang berkunjung ke Yogyakarta. Ini sebenarnya secara statistik terjadi penurunan 7,78 persen bila dibandingkan dengan bulan Desember 2021,” jelas Amirudin.
Pada Januari 2022 lalu, jumlah tamu yang menginap di hotel berbintang di Kota Yogyakarta masih didominasi wisatawan domestik. Jumlahnya dilaporkan mencapai 449.090 orang. Sementara itu, jumlah tamu asing yang menginap hanya mencapai 1.768 orang.
Baca Juga
“Kita lihat secara total, mereka yang menginap [di hotel berbintang] pada bulan Januari yang tertinggi di hotel bintang tiga. Jadi tamunya sebanyak 169.719 orang, baik WNI maupun WNA," jelas Amirudin.
Selain TPK dan jumlah kunjungan wisatawan, indikator rata-rata Lama Menginap (RLM) tamu di hotel berbintang juga dilaporkan mengalami penurunan tipis. Pada Desember 2021 lalu, RLM di Kota Yogyakarta dilaporkan berada di angka 1,55 malam. Pada Januari 2022, angka RLM mengalami penurunan hingga di 1,50 malam.
Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DI Yogyakarta Deddy Pranowo Eryono, mengaku khawatir atas dampak naiknya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah tersebut. Deddy berharap pemerintah bisa memberikan insentif bagi pelaku usaha pariwisata.