Bisnis.com, SEMARANG - Bank Jateng, sebagai banknya orang Jawa Tengah, kini telah berumur 59 tahun. Perayaan Hari Ulang tahun digelar secara hybrid di Kantor Pusat Bank Jateng Jalan Pemuda Kota Semarang pada Rabu (6/4/2022) sore.
"Perjalanan Bank Jateng selama 59 tahun, telah melalui etape-etape ujian dan tantangan yang berat. Alhamdulillah, kita bersama-sama telah berhasil melampauinya dengan capaian yang membanggakan," kata Direktur Utama Bank Jateng, Supriyatno.
Nano, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa pada awal dekade 1960-an, Bank Jateng sudah harus menghadapi krisi ekonomi yang berat. Pada saat itu, perekonomian Tanah Air mengalami hiperinflasi dan stagnasi, dimana terjadi pula pemotongan nilai uang atau sanering.
Pada tahun 1997-1998, Bank Jateng juga ikut terdampak krisis moneter dimana bank tersebut menjad Bank Peserta Rekapitalisasi oleh Pemerintah. Krisis ekonomi juga terus, tepatnya pada 2008 yang dipicu oleh subprime mortgage di Amerika Serikat. Serta krisis akibat pandemi Covid-19 yang terjadi sejak paruh awal 2020.
Kini, Bank Jateng terus bersiap untuk menghadapi perubahan serta tantangan zaman yang akan datang. Salah satu upayanya adalah dengan melakukan transformasi digital.
"Memasuki usia yang ke-59, Bank Jateng terus mengakselerasi pengembangan teknologi, baik di bidang support bisnis, penguatan infrastruktur, maupun otomasi melalui layanan digitalisasi," jelas Nano.
Baca Juga
Dalam perayaan HUT ke-59 tersebut, Nano juga memaparkan sejumlah kinerja Bank Jateng. Dilaporkan hingga akhir 2021, laba usaha tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 12,81 persen dengan posisi Rp1,73 triliun. "Segmen konsumer dan UMKM menjadi backbone penyaluran kredit Bank Jateng dan telah teruji memberikan ketahanan dalam melewati pandemi," jelasnya.
Selain pertumbuhan aset, Bank Jateng juga mencatatkan peningkatan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada 2021 lalu, bank plat merah tersebut telah menyalurkan KUR sebesar Rp77,98 triliun, atau telah melampaui target yang ditentukan.
"Bank Jateng saat ini memiliki ruang yang cukup untuk ekspansi kredit. Dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) masih kisaran 83 persen, artinya Bank Jateng memiliki likuiditas yang cukup, untuk meningkatkan penyaluran kredit, guna mendorong laju perekonomian daerah," jelas Nano.