Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Implementasi Ekonomi Sirkular Perlu Dipercepat, Ini Kata Ekonomi

Generasi milenial jadi kekuatan untuk kembangkan ekonomi sirkular di Tanah Air.
Wisatawan bermain air di pantai objek wisata Pulau Dua, Bakongan Timur, Aceh Selatan, Aceh, Minggu (5/6/2022). Kementrian Pariwisawa dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menetapkan objek wisata Pulau Dua sebagai salah satu nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) Award tahun 2022 pada kategori destinasi kreatif./Antara-Irwansyah Putra.
Wisatawan bermain air di pantai objek wisata Pulau Dua, Bakongan Timur, Aceh Selatan, Aceh, Minggu (5/6/2022). Kementrian Pariwisawa dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menetapkan objek wisata Pulau Dua sebagai salah satu nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) Award tahun 2022 pada kategori destinasi kreatif./Antara-Irwansyah Putra.

Bisnis.com, SEMARANG - Indonesia sebagai tuan rumah G20 pada tahun ini mengangkat isu ekonomi sirkular dalam pembahasan forum antar negara tersebut. Tak hanya di tingkat nasional dan internasional, upaya tersebut diharapkan bisa diikuti oleh pemerintah daerah, termasuk di Jawa Tengah.

"Negara lain sudah sangat berkembang, tapi kita baru dalam perencanaan. Oleh karena itu, kita tidak hanya di pusat, tapi juga di daerah ini kita perlu melakukan percepatan itu," jelas Hendri Saparini, Ekonom Senior dari CORE Indonesia, Selasa (7/6/2022).

Hendri menyampaikan paparannya dalam acara Central Java Investment Business Forum yang dilaksanakan di Hotel Gumaya, Kota Semarang. Dalam paparannya tersebut, Hendri mengungkapkan sejumlah potensi yang menjadi kekuatan Indonesia dalam mengembangkan ekonomi sirkular.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu kekuatan Indonesia dalam mengembangkan ekonomi sirkular. Pasalnya, sektor usaha tersebut bisa lebih adaptif untuk mengubah proses produksinya.

Tak cuma UMKM, Indonesia juga punya generasi milenial yang inovatif dan dapat mendukung upaya percepatan pengembangan ekonomi sirkular. "Mereka sangat aware terhadap masa depan bumi, masa depan lingkungan. Mereka juga fasih terhadap digitalisasi. Kekuatan kita antara lain adalah anak muda yang concern terhadap lingkungan dan dia berinovasi dengan digital untuk mencarikan solusi," jelas Hendri.

Meskipun punya sejumlah kekuatan untuk mengembangkan ekonomi sirkular, namun Hendri juga mengungkapkan sejumlah tantangan yang mesti diselesaikan. Salah satunya adalah dukungan infrastruktur yang hingga hari ini belum memadai.

"Infrastruktur kita belum mencukupi itu. Baik yang sifatnya hard, [seperti] pengolahan sampah dan sebagainya. Maupun soft infrastructure, seperti kebijakan," jelas Hendri.

Hendri menyebut pemerintah juga perlu menentukan fokus pengembangan ekonomi sirkular. Dari lima sektor yang paling berpotensi untuk dilakukan transisi, sektor makanan dan minuman serta sektor konstruksi punya prospek yang cukup cerah. Pasalnya, di kedua sektor itu, pada 2030 diproyeksikan limbah sisa produksinya mengalami peningkatan masing-masing 54 persen dan 82 persen.

"Kalau kita bicara konstruksi harus menggunakan bahan yang hijau, tapi kita industri hulunya juga belum berkembang. Jadi PR kita panjang, tidak hanya sektor konstruksinya yang harus beralih. Tapi juga industri manufakturnya harus menyediakan produk agar mereka beralih," jelas Hendri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper