Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk UMKM Jadi Solusi Pembatasan Impor

Ada 64,19 juta UMKM yang merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Untuk itu, diperlukan kepedulian serta perhatian bersama.
Pelaku usaha UMKM menyiapkan pesanan pembeli yang bertransaksi secara online. /Bisnis - M. Faisal Nur Ikhsan
Pelaku usaha UMKM menyiapkan pesanan pembeli yang bertransaksi secara online. /Bisnis - M. Faisal Nur Ikhsan

Bisnis.com, SEMARANG – Kenaikan harga sejumlah komoditas di tingkat internasional memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia.

“Untuk ekspor kita, komoditas kita punya windfall profit yang cukup tinggi karena harga commodity yang ikut naik,” jelas Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso, Kamis (16/6/2022) dalam webinar yang digelar Solopos dan Harian Jogja, Jaringan Informasi Bisnis Indonesia.

Namun demikian, efek windfall tersebut bisa berbalik arah apabila kegiatan impor Tanah Air berlangsung tanpa penyesuaian. Pasalnya, kenaikan harga juga terjadi pada beberapa komoditas yang dibutuhkan di tanah air. Utamanya untuk memenuhi kebutuhan energi.

Wimboh menjelaskan bahwa konsumsi domestik yang menopang 54 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) mesti dikendalikan agar bisa menekan kegiatan impor tersebut. Harapannya, Indonesia bisa mempertahankan kinerja ekonominya pasca pandemi Covid-19 ini.

“Upayakan barang konsumsi dapat dipenuhi dalam negeri. Bahkan ada gerakan yang juga dipimpin langsung oleh Bapak Presiden, agar semua kementerian/lembaga agar dimonitor pembelian barangnya melalui e-budget. Sehingga nanti ter-record semua kementerian belinya dari mana,” jelas Wimboh.

Ketua Dewan Komisioner OJK tersebut juga menjelaskan bahwa upaya pemerintah tersebut mesti didukung oleh seluruh pihak. Salah satu caranya adalah dengan membeli produk-produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memenuhi kebutuhan.

“Kalau ingin supaya kita betul-betul mencintai produk sendiri dan kita menggunakan, mengonsumsi produk dalam negeri, ini adalah UMKM skemanya,” jelas Wimboh dalam webinar yang disiarkan secara daring bertajuk ‘Menguatkan Inklusi Finansial dan Penguatan Ekonomi Digital’.

Wimboh juga menambahkan bahwa ada 64,19 juta UMKM yang merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Untuk itu, diperlukan kepedulian serta perhatian bersama untuk bisa mendukung pemulihan pada sektor usaha tersebut. “Kita harus mempunyai strategi bagaimana mempercepat recovery dari UMKM ini,” ucapnya.

Hal tersebut menjadi penting, tak cuma untuk mengurangi ketergantungan dalam negeri pada produk impor. Tetapi, lebih penting lagi, Wimboh menyebut pemulihan UMKM itu bakal menguatkan peran sektor usaha tersebut sebagai saka guru perekonomian nasional.

“Tentunya tidak segampang membalik telapak tangan, tapi tentunya spirit itu harus ada dan jadi program nasional bagi pemangku kepentingan kita,” jelas Wimboh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper