Bisnis.com, SEMARANG - Media sosial kini menjadi teknologi yang sulit untuk dilepaskan dari kehidupan masyarakat pada umumnya. Berdasarkan data yang dirilis We Are Social 2022, ada 191 juta pengguna internet di Indonesia yang telah melek media sosial.
Dari jumlah tersebut, WhatsApp menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Disusul Instagram, Facebook, dan TikTok. Tak cuma berbeda konten, media sosial tersebut juga punya karakteristik penggunanya sendiri.
"Pengguna media sosial Facebook didominasi oleh orang-orang berusia 25-40 tahun. Sedangkan instagram didominasi oleh generasi milenial dan juga Gen-Z," jelas Rizqi Mulyantara, praktisi digital marketing sekaligus CEO DigiTiket, dalam webinar bertajuk 'Guru Favorit di Sosmed, Favorit di Kelas' yang digelar pada 23 Juni 2022 lalu.
Rizqi menambahkan, dengan karakter pengguna yang berbeda, maka berbeda pula cara memasarkan konten di tiap-tiap media sosial. Langkah tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan ketersampaian pesan maupun tujuan.
Webinar 'Guru Favorit di Socmed, Favorit di Kelas' merupakan rangkaian dari kegiatan webinar 'Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital 2022'. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan SiberKreasi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Selain Rizqi, beberapa narasumber lain juga hadir untuk memaparkan materi. Salah satunya, Nia Nurdiansyah. Nia merupakan seorang relawan TIK Kominfo Kota Semarang sekaligus woman empowerment coach.
Dalam paparannya, Nia menyampaikan tentang pentingnya personal branding. "Seseorang dapat melakukan branding secara personal melalui konten yang diunggah ke dalam platform media sosial masing-masing," jelasnya, dikutip dari siaran pers.
Kalingga Apriliya Maryani, Guru sekaligus TikTok Influencer, mengamini pendapat tersebut. Menurutnya, personal branding sangat diperlukan agar seseorang mampu dicari dan dikenali, baik secara individu, karya, maupun profesinya.
Sebagai seorang guru, Kalingga menyebut perubahan kebiasaan masyarakat di era digital menyisakan tantangan tersendiri. Siswa dituntut untuk dapat beradaptasi secara cepat dengan perubahan digital tersebut. Dimana dampaknya, minat belajar siswa menjadi turun.
"Perbedaan generasi dan jarak umur yang jauh menjadi tantangan tersendiri bagi para guru untuk menyesuaikan diri kepada murid di era saat ini," jelas Kalingga.
Kalingga menambahkan, sebagai pendidik, guru juga bertugas untuk bisa meningkatkan minat belajar siswa. Berbagai macam cara bisa dilakukan, mulai dari pembawaan materi, penanganan untuk murid, sosialisasi, apresiasi, serta ciri khas dari guru itu sendiri.