Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peta Rantai Pasok Ekosistem Kendaraan Listrik di Jawa Tengah

Perkembangan industri manufaktur memiliki dampak yang signifikan bagi penurunan angka kemiskinan di Jawa Tengah.
Tim Jelajah Investasi Jawa Tengah 2022 melintasi kawasan Taman Wisata Candi Borobudur. /Bisnis-M. Faisal Nur Ikhsan
Tim Jelajah Investasi Jawa Tengah 2022 melintasi kawasan Taman Wisata Candi Borobudur. /Bisnis-M. Faisal Nur Ikhsan

Bisnis.com, SEMARANG - Pada 2030 mendatang, pemerintah menargetkan produksi kendaraan listrik di Jawa Tengah bisa mencapai angka 600.000 unit untuk kendaraan roda empat atau lebih. Untuk kendaraan listrik roda dua, targetnya lebih besar lagi, 2,45 juta unit. Besarnya jumlah produksi yang ditargetkan itu secara tidak langsung membawa optimisme tersendiri dari pemerintah akan permintaan kendaraan listrik di masa mendatang.

Tak cuma pemerintah, optimisme serupa juga datang dari para pelaku usaha baik yang berskala besar juga Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Jawa Tengah. Pasalnya, kendaraan listrik bakal membuka peluang usaha anyar di masa mendatang.

Jawa Tengah sendiri memiliki beberapa perusahaan yang bergerak di bidang otomotif. Selain industri karoseri kendaraan angkutan penumpang dan barang, ada juga industri suku cadang yang memproduksi komponen permesinan kendaraan roda dua maupun roda empat. Sementara itu, untuk IKM, Jawa Tengah kebanyakan berperan sebagai vendor tier 2 untuk memasok komponen ringan kendaraan yang kemudian bakal dirakit lagi di Jawa Barat.

Untuk mendorong perkembangan ekosistem kendaraan listrik, pemerintah telah menyiapkan sejumlah insentif bagi pelaku usaha. “Seperti tax holiday, mini tax holiday melalui UU No.25/2007, Peraturan Menteri Keuangan No.130/2020, Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal No.7/2020, tax allowance, Pembebasan Bea Masuk, Bea Masuk Ditanggung Pemerintah, dan Super Tax Deduction untuk kegiatan R&D,” jelas Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang, pada Juli lalu.

Di masa mendatang, ekosistem kendaraan listrik itu juga bakal menjadi peluang tersendiri di Jawa Tengah. Dengan berkembangkan sektor industri anyar, Jawa Tengah setidaknya punya amunisi tambahan untuk menyelesaikan isu ketimpangan ekonomi yang terjadi. Dalam Forum Perumusan Analisis dan Rekomendasi Kebijakan Jawa Tengah atau PUSAKA JATENG yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, diungkapkan bahwa perkembangan industri manufaktur memang punya dampak yang signifikan bagi penurunan angka kemiskinan.

“Brebes, Banyumas, Kebumen, Purbalingga, Cilacap itu areanya. Jadi terkonfirmasi, maka kita musti arahkan [pembangunan] ke arah sana,” jelas Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Liputan ini merupakan bagian dari program Jelajah Investasi Kendaraan Listrik Jawa Tengah 2022. Jelajah Investasi Kendaraan Listrik Jawa Tengah diselenggarakan atas dukungan para sponsor yakni PT PLN Persero, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Bank Jateng, Badan Pengelola Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Tengah, dan Hyundai.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper