Bisnis.com, SEMARANG - Proyek pembangunan jaringan pipa gas Semarang-Cirebon mulai dikerjakan. Upacara pengelasan pertama telah dilakukan pada Agustus lalu. Kini, pengerjaan proyek terlihat di beberapa titik di Kota Semarang, termasuk di sekitaran Jalan Yos Sudarso.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, Ratna Kawuri, menyebut proyek itu bakal membawa angin segar bagi arus investasi di Jawa Tengah.
"Jika bicara efisiensi produksi selama ini kita sandingkan antara penggunaan listrik dan gas. Menyesuaikan kebutuhan karakter masing-masing industri menilai gas itu lebih kompetitif, makanya kemudian salah satu penyediaan infrastrukturnya adalah jaringan gas," jelas Ratna, dikutip Kamis (8/9/2022).
Sebelumnya, proyek tersebut dikenal dengan jaringan pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem). Namun, dalam perjalanannya, proyek itu sempat mangkrak hingga belasan tahun.
"Itu kan proyek sudah lama sekali, kemudian tersendat. Ini yang didorong Semarang-Cirebon, tapi paling tidak fase pertama sampai Batang, Kendal juga," jelas Ratna saat ditemui Bisnis.
Infrastruktur itu sudah dinanti oleh pengelola Kawasan Industri Kendal (KIK). Dikabarkan, ada industri keramik yang sudah melirik KIK namun tertahan karena minimnya pasokan gas.
Sebagai informasi, industri keramik tersebut membutuhkan pasokan gas sebesar enam juta meter kubik untuk bisa beroperasi secara optimal.
Baca Juga
Meskipun digarap oleh pemerintah, namun sambungan pipa gas dari jaringan inti ke dalam kawasan bakal digarap oleh pengelola KIK.
Ada beberapa opsi yang bisa diambil KIK, pertama dengan mengerjakan sendiri proyek sambungan pipa gas atau menjalin kerja sama dengan pihak ketiga untuk menggarap proyek tersebut.
Dalam catatan Bisnis, pengerjaan proyek tersebut ditargetkan rampung pada Agustus 2023 nanti. Pada tahap I, proyek ini bakal menghubungkan Semarang-Batang dengan kapasitas transmisi 116-235 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Pada perkembangan lainnya, Ratna juga mengonfirmasi bahwa dalam waktu dekat KIK bakal melanjutkan pembangunan tahap kedua.
"Mereka kan semula merencanakan 2.200 hektare sementara ini kan baru 1.000, sisanya kan tentu saja fase berikutnya," pungkasnya.