Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lumbung Pangan Desa Rintisan Ibu-ibu Menunjukkan Hasil

Lumbung sayur itu merupakan wujud pemanfaatan dana desa untuk menyiapkan ketahanan pangan dan pangan alternatif.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat berkeliling melihat greenhouse lumbung sayur Pondok Makmur dan berdialog dengan warga di Desa Pondok, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Senin (31/10/2022)./Istimewa
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat berkeliling melihat greenhouse lumbung sayur Pondok Makmur dan berdialog dengan warga di Desa Pondok, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Senin (31/10/2022)./Istimewa

Bisnis.com, SUKOHARJO - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan gerakan lumbung pangan desa mulai dilakukan di Jawa Tengah.

Salah satu contohnya adalah lumbung sayur Pondok Makmur di Desa Pondok, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Lumbung sayur itu merupakan wujud pemanfaatan dana desa untuk menyiapkan ketahanan pangan dan pangan alternatif.

"Lumbung pangan sekarang coba kita gerakkan, jadi kekuatan ibu-ibu ini luar biasa. Kades memfasilitasi, dana desa bisa digunakan tetapi di seluruh pekarangan kita minta untuk dioptimalkan lagi agar mereka bisa menanam," kata Ganjar usai berkeliling melihat greenhouse lumbung sayur Pondok Makmur dan berdialog dengan warga di Desa Pondok, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Senin (31/10/2022).

Praktik memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami tanaman pangan atau kebutuhan pokok juga mulai dilakukan di Desa Pondok. Mereka menggunakan media tanam berupa polibag dan hidroponik untuk menanam.

"Tadi saya senang mendapatkan cerita dari ibu-ibu, lahan yang sempit di rumahnya ditanami menggunakan media polibag dan hidroponik. Teknologinya biar didampingi oleh dinas. Saya kira di Sukoharjo mulai berjalan cukup bagus," kata Ganjar.

Pemdes Pondok membangun greenhouse dibayai anggaran desa tahun 2022 senilai Rp166.252.400. Di dalamnya kemudian ditanami aneka tanaman sayur seperti cabai, tomat, terong, kacang panjang, pare, dan lainnya.

Adapun hasil panen perdana di lahan itu tidak dijual tetapi dibagikan kepada warga secara gratis. Baru pada panen berikutnya hasilnya sebagian dijual untuk kemudian digunakan operasional dan kas desa.(k28)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper