Bisnis.com, SEMARANG - Pelajar jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMK Nusaputera 1 Semarang memamerkan sistem pertanian perkotaan atau urban farming berbasis Internet of Things (IoT). Dalam gelaran Seccon Festival 2.0, pelajar-pelajar SMK itu membawa miniatur model lengkap dengan berbagai sensor dan alat yang digunakan.
"Ada sensor yang akan mendeteksi kelembaban tanah, kalau tanah basah pompa otomatis akan mati. Tapi kalau tanah kering, pompanya menyala. Jumlah sensornya bisa menyesuaikan luas lahan yang harus disiram," jelas Steve Imanuel Christ Handy, siswa kelas SMK Nusaputera 1, saat ditemui wartawan pada Minggu (27/11/2022).
Steve menjelaskan, sensor-sensor itu nantinya bakal terhubung dengan mikrokontroler. Pengguna hanya perlu memantau operasional alat-alat tersebut melalui gawainya. Informasi yang ditampilkan juga bisa diakses melalui internet, sehingga pengguna tidak harus melihat langsung kondisi lahan atau kebunnya di rumah.
Guru Bimbingan Konseling SMK Nusaputera 1 Semarang, Firidia Sania Nurazni, mengungkapkan bahwa sistem pertanian perkotaan berbasis IoT itu masih terus dikembangkan. Selain mengembangkan produk sampai layak jual, pelajar SMK di sekolah itu juga bakal memproduksi langsung alat yang bakal dijual itu.
SMK Nusaputera 1 Semarang sendiri memang terus mendorong murid-muridnya untuk bisa menciptakan produk sesuai minat dan kompetensi keahlian yang dimiliki. Firidia menjelaskan bahwa melalui kelas Kewirausahaan, anak-anak coba diajak untuk bisa memasarkan produk-produk yang dihasilkan itu.
"Dari TKJ ada urban farming, dari multimedia kita jual digital drawing, gantungan kunci, pin, tumbler. Desainnya dari anak-anak kita langsung," jelasnya Firidia menjelaskan.
Lebih lanjut, sebagai tenaga pengajar, Firidia mengapresiasi penyelenggaraan Seccon Festival 2.0 di Kawasan Kota Lama Semarang itu. Menurutnya, festival itu penting untuk bisa memperkenalkan berbagai produk yang dihasilkan pelaku industri kreatif di Kota Semarang. Tidak terkecuali produk yang dihasilkan para pelajar.
"Festival ini jadi penting supaya orang banyak yang tahu Nusaputera itu punya produk yang pantas dipasarkan. Tidak ketinggalan zaman juga. Dengan anak-anak yang membuat, otomatis mereka lebih mengikuti tren dunia bisnis itu seperti apa, minat konsumen seperti apa. Kita tinggal dorong mereka untuk berwirausaha," jelas Firidia.
"Ada sensor yang akan mendeteksi kelembaban tanah, kalau tanah basah pompa otomatis akan mati. Tapi kalau tanah kering, pompanya menyala. Jumlah sensornya bisa menyesuaikan luas lahan yang harus disiram," jelas Steve Imanuel Christ Handy, siswa kelas SMK Nusaputera 1, saat ditemui wartawan pada Minggu (27/11/2022).
Steve menjelaskan, sensor-sensor itu nantinya bakal terhubung dengan mikrokontroler. Pengguna hanya perlu memantau operasional alat-alat tersebut melalui gawainya. Informasi yang ditampilkan juga bisa diakses melalui internet, sehingga pengguna tidak harus melihat langsung kondisi lahan atau kebunnya di rumah.
Guru Bimbingan Konseling SMK Nusaputera 1 Semarang, Firidia Sania Nurazni, mengungkapkan bahwa sistem pertanian perkotaan berbasis IoT itu masih terus dikembangkan. Selain mengembangkan produk sampai layak jual, pelajar SMK di sekolah itu juga bakal memproduksi langsung alat yang bakal dijual itu.
SMK Nusaputera 1 Semarang sendiri memang terus mendorong murid-muridnya untuk bisa menciptakan produk sesuai minat dan kompetensi keahlian yang dimiliki. Firidia menjelaskan bahwa melalui kelas Kewirausahaan, anak-anak coba diajak untuk bisa memasarkan produk-produk yang dihasilkan itu.
"Dari TKJ ada urban farming, dari multimedia kita jual digital drawing, gantungan kunci, pin, tumbler. Desainnya dari anak-anak kita langsung," jelasnya Firidia menjelaskan.
Lebih lanjut, sebagai tenaga pengajar, Firidia mengapresiasi penyelenggaraan Seccon Festival 2.0 di Kawasan Kota Lama Semarang itu. Menurutnya, festival itu penting untuk bisa memperkenalkan berbagai produk yang dihasilkan pelaku industri kreatif di Kota Semarang. Tidak terkecuali produk yang dihasilkan para pelajar.
"Festival ini jadi penting supaya orang banyak yang tahu Nusaputera itu punya produk yang pantas dipasarkan. Tidak ketinggalan zaman juga. Dengan anak-anak yang membuat, otomatis mereka lebih mengikuti tren dunia bisnis itu seperti apa, minat konsumen seperti apa. Kita tinggal dorong mereka untuk berwirausaha," jelas Firidia.