Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IKM Jawa Tengah Perlu Pasokan Gula Rafinasi

Jawa Tengah hanya punya empat koperasi yang bertugas menyalurkan Gula Kristal Rafinasi (GKR) ke Industri Kecil dan Menengah.
Alat khusus pengangkat mengatur tumpukan karung berisi gula rafinasi di salah satu pabrik di Makassar, Sulsel, beberapa waktu lalu./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Alat khusus pengangkat mengatur tumpukan karung berisi gula rafinasi di salah satu pabrik di Makassar, Sulsel, beberapa waktu lalu./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Bisnis.com, SEMARANG - Sektor usaha makanan dan minuman masih berperan besar bagi pertumbuhan kinerja industri pengolahan di Jawa Tengah pada periode mendatang.
Kepala Bidang Industri Agro Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Sigid Adi Brata, menjelaskan bahwa untuk mendorong kinerja secara agregat, maka diperlukan sentuhan pada sektor usaha makanan dan minuman di Jawa Tengah, utamanya dari sisi ketersediaan bahan baku.
Salah satu bahan baku yang jadi sorotan adalah gula kristal rafinasi (GKR). Sigid mengungkapkan, selama ini pihaknya memang belum pernah menerima laporan mengenai kelangkaan bahan baku tersebut. Namun demikian, pasokan GKR mesti mendapat perhatian serius.
"Ini butuh perhatian, sistem distribusi [GKR] di Jawa Tengah hanya [dijalankan oleh] empat koperasi. Apakah ini sudah merata? Harus ditumbuhkan koperasi yang lain," kata Sigid dalam diskusi yang digelar Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) di Kota Semarang pada Rabu (7/12/2022).
Sigid menjelaskan bahwa ada efek berganda atau multiplier effect dari ketersediaan GKR sebagai bahan baku sektor usaha makanan dan minuman. "Sentuhan pada industri pangan akan mendorong pertumbuhan industri, dan akan ada efeknya bagi perekonomian daerah," jelasnya.
Ketua AGRI, Edy Putra Irawady, menjelaskan bahwa berdasarkan Permendag Nomor 17/2022 distribusi GKR untuk Industri Kecil dan Menengah (IKM) hanya bisa dijalankan oleh koperasi. "Untuk industri dengan skala di atas itu harus langsung ke pabrik rafinasi," jelasnya.
Adapun angka kebutuhan GKR dari IKM di tingkat nasional selama ini masih sangat rendah. Edy mengungkapkan, persentasenya bahkan tak lebih besar dari satu persen. Meskipun rendah, namun bahan baku tersebut berperan penting bagi kelangsungan IKM makanan dan minuman. Juga pengolahan tembakau.
"Saya sangat concern, bahwa koperasi itu ujung tombak ekonomi rakyat karena kedekatannya. Misalkan perusahaan rafinasi tidak mungkin kasih GKR 5 KG ke industri rumah tangga. Tapi kalau koperasi pasti, dia harus di depan dalam penyalurannya," jelas Edy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper