Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ribuan Ikan Mati di Boyolali karena Fenomena Upwelling, Apa Itu?

Ribuan ikan di Boyolali mati mendadak karena fenomena upwelling, apa itu?
Ilustrasi ribuan ikan mati/Antara
Ilustrasi ribuan ikan mati/Antara

Bisnis.com, SOLO - Ribuan ikan di Waduk Kedung Ombo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, tiba-tiba mengambang karena mati pada Sabtu (31/12/2022).

Setidaknya 15-20 ton ikan mati di keramba. Marno (38) pemilik keramba mengatakan kematian ikan di kerambanya mencapai 75%.

"Saya pelihara ikan emas, nila, dan patin. Tingkat kematian sekitar 75%, jadi ini sisa 25%. Yang banyak bertahan ikan patin, mungkin karena paling tahan perubahan cuaca,” ujar Marno kepada Solopos, Minggu.

Marno mengungkapkan dirinya rugi besar, karena harga rata-rata per kilogram ikan sekitar Rp25.000. Apabila terdapat 20 ton ikan, maka kerugiannya bisa mencapai Rp500 juta.

Rugi miliaran

Fenomena ini tak hanya terjadi di satu titik saja, namun terjadi di beberapa karamba milik masyarakat. Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali per Senin (2/1/2023) pagi, kematian ikan mencapai Rp2,7 miliar.

Fenomena Upwelling

Kematian ribuan ikan ini disebabkan karena fenomena upwelling dan drop oksigen (DO).

Kepala Disnakkan Boyolali Lusia Dyah Suciati melalui Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Nurul Nugroho menyatakan kematian masal ikan ini disebbakna karena cuaca sepekan tanpa sinar matahari sehingga kondisi air dingin.

Upwelling sendiri merupakan kejadian naiknya massa air bawah waduk Kedung Ombo yang banyak mengandung racun amonia ke permukaan. Racun amonia tersebut meracuni ikan hingga terjadi kematian massal.

Nugroho menjelaskan sumber terbesar racun amonia berasal dari sisa pakan dan kotoran ikan dari budidaya keramba jaring apung (KJA).

“Fenomena upwelling sering terjadi karena overload KJA dan terlalu intensifnya budidaya ikan dengan sistem KJA,” kata dia.

Fenomena Upwelling ini merupakan siklus tahunan yang sering terjadi di hampir semua waduk dengan budidaya ikan KJA.

Di sisi lain, kejadian serupa pernah terjadi sekali pada 2018. Namun, ia merasa kerugiannya tak sebesar kali ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Sumber : Solopos
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper