Bisnis.com, SEMARANG — Okupansi hotel di Jawa Tengah terus meningkat sepanjang Januari - Februari 2023.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa Tengah pada Februari 2023 mencapai angka 45,18 persen atau meningkat 4,18 poin (month-to-month). Diperkirakan, okupansi kamar hotel bakal terus meningkat seiring mulai mendekati momen Idulfitri.
Baca Juga
Bambang Mintosih, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Provinsi Jawa Tengah menyebut okupansi hotel di Jawa Tengah bakal mencapai puncaknya pada H+1 Idulfitri. "Karena Jawa Tengah itu adalah destinasi sama transit. Orang dari Jakarta mau mudik ke daerahnya masing-masing pasti lewat Jawa Tengah," jelasnya, Senin (3/4/2023).
Bambang mengungkapkan bahwa di Kota Surakarta, okupansi kamar hotel diperkirakan bisa menyentuh angka 100 persen pada hari pertama hingga kelima Lebaran. Destinasi wisata anyar seperti Masjid Raya Sheikh Zayed Solo dan Solo Safari menjadi daya tarik utama bagi pemudik.
"Hotel-hotel di Kota Surakarta ini 75 persen sudah direservasi dari jauh-jauh hari. Kalau Kota Semarang kan baru sekitar 50 persen, Pekalongan juga baru segitu. Purwokerto malah baru 40 persen," jelas Bambang.
Sayangnya di luar kota-kota besar itu, Bambang menjelaskan bahwa masih ada potensi wisata yang belum banyak digarap. Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga misalnya, masih kesulitan buat mengembangkan daya tarik wisatanya. Sehingga, wilayah itu diperkirakan tidak banyak menarik para pemudik.
Bambang menyampaikan solusi yang bisa diambil daerah-daerah di luar kota besar adalah dengan menggelar atraksi wisata berskala besar. Ragam festival bisa dimanfaatkan buat menarik wisatawan domestik, terlebih pada momen Idulfitri nanti. Cara lain yang bisa menjadi alternatif adalah dengan membangun daya tarik wisata yang ikonik sehingga mengundang rasa penasaran warga luar daerah. "Harus ditambah tempat-tempat kekinian, yang lebih instagramable," tambahnya.
Melalui strategi-strategi itu, Jawa Tengah tak cuma bisa memanfaatkan momen Idulfitri buat mendongkrak okupansi kamar hotel, tapi juga bisa menambah durasi menginap wisatawan serta nilai transaksi dari kantong pemudik.
"Semuanya lupa, orang berpikir turis itu mesti mancanegara. Saya sudah teriak-teriak dari dulu, turis itu yang menghidupi kita adalah turis domestik. Destinasi baru, atraksi baru, harus bisa menarik generasi milenial. Karena merekalah influencer, media promosinya," jelas Bambang.