Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengulik Penyebab Melambungnya Harga Telur Ayam di Yogyakarta

Komoditas telur ayam ras memicu inflasi di Kota Yogyakarta pada Mei 2023. Padahal, dari sisi produksi, DI Yogyakarta tak kekurangan.
Pedagang menunjukkan telur./Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Pedagang menunjukkan telur./Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Mei 2023 lalu, komoditas telur ayam mengalami inflasi hingga 11,21 persen.

Naiknya harga telur ayam ras memberikan andil terhadap inflasi Kota Yogyakarta yang pada periode yang sama tercatat berada di 0,35 persen secara month-to-month (mtm) atau 1,63 persen secara tahun kalender.

Kenaikan harga telur ayam itu tentunya menimbulkan pertanyaan. Pasalnya, dalam tiga tahun terakhir, indikator peternakan di DI Yogyakarta khususnya pada kelompok ternak ayam petelur terus mengalami peningkatan.

Dilihat dari produksinya, peternak di DI Yogyakarta pada 2020 hanya mampu memproduksi 107.288,18 ton telur ayam. Namun, pada 2022 silam, produksinya berhasil digenjot hingga mencapai 168.303,00 ton.

Tentunya, kapasitas produksi tak bisa dilepaskan dari populasi ayam ras petelur yang diternakkan di DI Yogyakarta. BPS mencatat, sepanjang periode 2020-2022, jumlah ayam ras petelur di wilayah tersebut bertumbuh dengan kisaran lebih dari satu juta ekor tiap tahunnya.
Pada 2020 misalnya, populasi ayam ras petelur berkisar di angka 7.202.832 ekor. Bertambah hingga 9.719.432 ekor pada 2021 dan pada 2022, populasinya mencapai 11.447.007.Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan populasi ayam ras pedaging.

Pada periode yang sama, populasi ayam ras pedaging di DI Yogyakarta cenderung stagnan dan tak banyak perubahan. Pada 2020, ada 51.674.388 ekor ayam pedaging yang dikembang biakkan.
Jumlahnya sempat menurun di kisaran satu juta ekor pada 2021, meskipun kemudian bertambah hingga 63.702.420 ekor di 2022.Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari sisi peternak, kapasitas produksi telur ayam ras di wilayah DI Yogyakarta sebetulnya masih memenuhi kebutuhan.
Persoalannya kemudian adalah beban produksi yang mesti ditanggung peternak. "Naiknya harga telur ayam ras disebabkan oleh kenaikan harga pakan ayam yang berdampak pada biaya produksi telur di level peternak," jelas Budiharto Setyawan, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DI Yogyakarta, dikutip Jumat (9/6/2023).

Budiharto menyebut, selain beban produksi, kenaikan harga telur ayam ras di Kota Yogyakarta juga disebabkan oleh meningkatkan permintaan komoditas tersebut.

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DI Yogyakarta sendiri telah memitigasi kenaikan harga komoditas tersebut dengan menjamin ketersediaan pasokan telur. Baik dari peternak lokal maupun dari peternak luar daerah, hasil Kerja Sama Antar Daerah (KAD) dengan Pemerintah Kabupaten Blitar.

Adapun untuk harga rata-rata telur ayam ras di tingkat nasional per Jumat (9/6/2023) telah menyentuh angka Rp30.450/kg. Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (BPN), tren kenaikan masih terus terjadi.

Di DI Yogyakarta sendiri, harga telur ayam ras dilaporkan berada di Rp29.980/kg. Meskipun masih di bawah rata-rata nasional, namun harga tersebut tetap jauh lebih tinggi ketimbang wilayah tetangga seperti Jawa Tengah dengan Rp29.730/kg.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper