Bisnis.com, SEMARANG - European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) atau UU anti deforestasi yang mulai diberlakukan pada Juni 2023 silam belum memberikan dampak yang signifikan pada kinerja ekspor Jawa Tengah.
Kepala Bidang Penyuluhan, Pasca Panen, dan Bina Usaha Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah, Dani Ramdani Harun, menyebut pelaku usaha di Jawa Tengah telah siap buat mengikuti regulasi tersebut.
"Dari sisi ekspor Jawa Tengah, untuk komoditas perkebunan seperti kopi, selama ini belum ada keluan dari pihak eksportir mengenai hambatan dari UU [anti deforestasi] tersebut," jelas Dani saat dihubungi Bisnis pada Selasa (3/10/2023).
Lebih lanjut, Dani menyampaikan bahwa pelaku usaha komoditas hutan seperti kayu telah terbiasa buat melengkapi dokumen yang dipersyaratkan sebelum melakukan ekspor. Dengan implementasi EUDR, pelaku usaha perhutanan juga sudah siap buat menerapkan standar yang dibutuhkan pasar Benua Biru.
"Yang dilakukan oleh para eksportir sudah sesuai dengan UU [anti deforestasi] tersebut. Dengan memenuhi syarat setiap ekspor sudah melampirkan surat keterangan asal, yaitu memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Seperti membuktikan bahwa kayu yang akan diekspor berasal dari sumber yang legal dan berkelanjutan," jelas Dani.
Kondisi tersebut menguatkan pernyataan Moelyono Soesilo, Ketua Departemen Spesialisasi dan Industri Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI). Dalam catatan Bisnis, pada awal Agustus 2023 lalu, Moelyono mengaku optimis implementasi EUDR tak akan mengganggu kinerja ekspor kopi di Indonesia. Dalam pernyataan Moelyono, Eropa memang menjadi salah satu kawasan tujuan utama ekspor kopi Indonesia. Namun, masih ada pasar di negara nontradisional lain yang potensial buat perdagangan kopi. Misalnya saja di kawasan Timur Tengah, Asia Tengah, Amerika Utara, serta Eropa Timur.
Baca Juga
Dalam perkembangan lainnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekpor nonmigas Jawa Tengah telah mencapai US$833,73 juta per Agustus 2023. Secara kumulatif, sepanjang periode Januari-Agustus 2023, nilai ekspor nonmigas berada di US$7.765,30 juta. Dari jumlah tersebut, 13,60 persen produk Jawa Tengah diekspor ke Uni Eropa.
Marketshare terbesar berasal dari negara Jerman dengan peran ekspor sebesar 3,50 persen sepanjang periode Januari-Agustus 2023. Adapun produk kayu dan barang dari kayu pada Agustus 2023 dilaporkan mengalami peningkatan permintaan. Pertumbuhannya dilaporkan mencapai 7,71 persen secara month-to-month (mtm) atau meningkat senilai US$6,86 juta dibanding Juli 2023 lalu.