Bisnis.com, SEMARANG - Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Tengah diminta buat memanfaatkan layanan lokapasar yang telah disediakan pemerintah melalui aplikasi E-Katalog dan Blankon Jateng.
"Yang kami inginkan adalah kenaikan omzet dari pelaku UMKM itu sendiri. Dananya tersedia besar, di Blankon Jateng itu ada Rp400 miliar, di E-Katalog itu ada Rp200 miliar. Tetapi dari UMKM serapannya sedikit," kata Eddy Sulistyo Bramiyanto, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, Kamis (30/11/2023).
Bram, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa pada praktiknya banyak pelaku UMKM yang mendapatkan pesanan dari aplikasi E-Katalog dan Blankon Jateng tersebut. Sayangnya, mereka kecele tidak mendapat cuan lantaran jarang mengakses kedua aplikasi tersebut.
"Untuk itu, mari teman-teman UMKM ini rajin berpromosi. Rajin melakukan koordinasi dan menawarkan produknya ke teman-teman Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun secara offline. Lama-lama kan bisa dikenal, itu jadi strategi promosi bagi teman-teman UMKM," jelas Bram.
Lebih lanjut, Bram menyebut bahwa pelaku UMKM di Jawa Tengah yang biasanya dijalankan secara perorangan masih lebih memprioritaskan proses produksi ketimbang pemasaran. Padahal, keduanya mesti bisa berjalan beriringan.
"Banyak teman-teman UMKM ini asyik berproduksi tetapi jarang mengawal gadget-nya. Salah satu solusi yang kami lakukan kemarin, agar semuanya bisa sinkron, adalah memagangkan teman-teman SMK di UMKM yang tenaga kerjanya sedikit. Kami prioritaskan kepada UMKM yang sedang grow-up, agar mereka bisa konsentrasi produksi tetapi marketing digital-nya tetap jalan," jelas Bram.
Baca Juga
Pemasaran digital menjadi penting buat digarap pelaku UMKM. Pasalnya, dari sekitar 37 juta penduduk Jawa Tengah, 26,5 juta di antaranya sudah mengakses internet melalui telepon pintar.
"Kalau tidak masuk ke digital. Mungkin pasar kita tidka bertambah," ucap Bram.
Hingga 2023, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah sendiri mencatat ada 4,2 juta UMKM yang bergerak di wilayah tersebut. Sektornya beragam, mulai dari kriya, makanan dan minuman, hingga aneka produk fesyen. Dari jumlah tersebut, dalam 10 tahun terakhir, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhasil mendampingi 186.000 UMKM.
"Omzetnya alhamdulillah, dari 2011 sekitar Rp11 triliun, sekarang sudah mendekati Rp68 triliun," ungkap Bram.