Bisnis.com, SEMARANG — Presiden Joko Widodo menghadiri acara Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani Wilayah Jateng, Rabu (13/12/2023). Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan bahwa para petani diizinkan membeli pupuk bersubsidi dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP), selain Kartu Tani.
Sebelumnya, persyaratan untuk membeli pupuk bersubsidi adalah petani harus menunjukkan Kartu Tani sebagai alat bukti verifikasi. Saat ini, KTP dapat dijadikan alat verifikasi apabila kolom pekerjaan tertulis bahwa pemegang identitas tersebut adalah petani.
"Kemarin, kalau membeli pupuk harus menunjukkan kartu tani, saya sudah menyetujui untuk pembelian pupuk asal di KTPnya ada tulisan petani silakan membeli. Jadi, bisa memakai kartu tani, juga bisa pakai KTP," kata Jokowi.
Acara Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani Wilayah Jateng diselenggarakan di Alun-Alun Kabupaten Pekalongan. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 25 ribu orang, terdiri atas penyuluh pertanian, petani milenial, pengecer, distributor pupuk, serta Babinsa dari berbagai daerah di Jateng.
Jokowi mengatakan, Kementerian Pertanian akan fokus berupaya memastikan tidak ada masalah di lapangan terkait pupuk bersubsidi. Kebijakan itu dilakukan dengan merevisi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.
"Selain itu, saya janji pupuk akan ditambah subsidinya. Problem petani akhir-akhir ini adalah urusan pupuk, sehingga urusan pupuk akan menjadi fokus Menteri Pertanian, dan akan kita selesaikan," kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Babinsa mendampingi para petani dengan baik saat menanam, pemilihan bibit, pemupukan, hingga masa panen.
PPL dan Babinsa diminta mengikuti dan mengarahkan para petani selama proses bertani, dengan begitu produksi beras dan komoditas lainnya meningkat.
Sementara itu, Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana menyambut baik kebijakan pembelian pupuk bersubsi dengan menggunakan KTP. Ia berharap, penyuluh pertanian dan petani di Jateng akan semakin maju, sehingga mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat Jateng.
Nana menyebutkan, saat ini jumlah petani di Jateng tercatat 2.845.000 orang. Mereka mengelola lebih dari 1 juta hektare sawah. Jumlah itu termasuk para petani milenial. Pada 2023 ini, sebanyak 6.130 orang petani milenial telah mengikuti program pelatihan.
"Berbagai upaya terus dilakukan Pemprov Jateng untuk memotivasi petani milenial. Seperti bimbingan lanjutan, melalui forum komunikasi Purnawidya, pelatihan agribisnis petani milenial, pelatihan kewirausahan, agricamp, dan Jambore Milenial,” kata Nana.