Bisnis.com, SEMARANG – Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Mochamad Abdul Hakam, mengatakan telah memberi imbauan kepada petugas Kesehatan di Puskesmas untuk selalu mengawal Kesehatan para anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang masih bekerja sampai hari ini.
“Saya kasih catatan buat teman-teman Puskesmas, kalau ada anggota KPPS yang ditemukan punya gejala, langsung dilakukan rujukan,” jelas Hakam ketika ditemui di Kota Semarang, Senin (19/02/2024).
Hakam juga menjelaskan mengenai beberapa gejala-gejala yang perlu diwaspadai oleh anggota KPPS, seperti misalnya pusing, badan terasa berputar, keringat dingin, batuk, nyeri dada, sesak nafas, dan nyeri ulu hati.
Bila ada anggota KPPS yang merasakan gejala seperti di atas, Hakam mengimbau untuk segera memeriksakan diri. Adapula petugas kesehatan yang dikerahkan siap mengawal sampai pukul 23.59 WIB.
“Jika sampai saat ini masih ada kegiatan di kecamatan, mereka [petugas kesehatan] mengawal sampai [pukul] 23.59. Saya sampai buat dua sif, sif pagi dan malam keliling di semua kecamatan. Tapi kalau kantor kecamatannya sudah selesai, ya mboten,” tambah dia.
Adanya pengawalan petugas kesehatan ini adalah buntut dari adanya kasus petugas KPPS yang meninggal Jumat (16/02/2024) lalu.
Baca Juga
Eko Teguh Pambudi, Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, diduga meninggal karena kelelahan sebab terlalu bersemangat untuk mengawal keberjalanan pemilihan umum tahun 2024 ini.
Hakam menjelaskan bahwa Eko memang sudah sakit sejak sebelum hari H pelaksanaan Pemilu. “Kemarin sebetulnya tanggal 13 itu beliau sudah dilakukan pemeriksaan ulang, hasilnya ada beberapa parameter yang tinggi dan sudah disarankan untuk kemudian dirujuk ke rumah sakit,” ujarnya.
Meski begitu, Eko yang saat itu berusia 52 tahun, memutuskan untuk tetap mengikuti kegiatan sebagai Ketua PPS. “Tapi karena semangat beliau mengawal Pemilu itu begitu tinggi, beliau tetap mengikuti kegiatan sebagai KPPS. Dan ternyata memang, ya tahu sendiri ya, pekerjaan cukup berat, beliau akhirnya tidak kuat kemudian besok harinya dibawa ke rumah sakit,” lanjut Hakam.
Hakam mengonfirmasi kasus meninggalnya anggota KPPS di Kota Semarang hanya ada satu buah kasus dan satu kasus untuk penjaga Pemilu. “Sejauh ini untuk KPPS ada satu kasus. Kalau untuk petugas keamanan, itu ya kecapekan juga karena kan ya [tenaga] terforsir, dua hari dua malam,” tutur Hakam.
Adapun petugas keamanan yang dimaksut adalah seorang anggota Polrestabes Semarang, Kanit Binmas Polsek Candisari bernama Iptu Wahyudi, yang meninggal dunia pada Minggu (18/02/2024) diduga karena kelelahan. [Magang/Vatrisha Putri Nur Sutrisno]