Bisnis.com, SEMARANG - Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan menggelar Rapat Kerja Teknis (Rakernis) pada Kamis (25/4/2024) di Kota Semarang.
Agenda tersebut digelar untuk membahas beberapa isu seperti perluasan kawasan konservasi serta pengendalian kawasan pesisir dan pulau kecil.
"Ditjen PKRL mempunyai peranan penting di dalam mengimplementasikan kebijakan perluasan lahan konservasi laut, pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, dan pembersihan sampah plastik melalui gerakan partisipasi nelayan," jelas Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan.
Sebagai informasi, Rakernis yang digelar Ditjen PKRL Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut berlangsung selama dua hari dimulai pada 24 April 2024 kemarin. Agenda tersebut dihadiri oleh lebih dari 230 peserta dari lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, pemerintah daerah, hingga akademisi.
Trenggono berharap agenda tersebut dapat membuahkan dan mensosialisasikan kebijakan pada sektor kelautan dan perikanan.
"Mari kita bersinergi dalam mendukung implementasi kebijakan ekonomi biru sebagai mainstream pembangunan di bidang kelautan dan perikanan yang berkelanjutan ke depan," ucapnya.
Baca Juga
Victor Gustaaf Manoppo, Dirjen PKRL Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengungkapkan bahwa pada tahun ini pihaknya menargetkan penambahan kawasan konservasi baru seluas 200.000 hektare (ha). Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat implementasi desain kawasan konservasi laut seluas 97,5 juta ha pada 2045 mendatang.
Lebih lanjut, Manoppo mengungkapkan bahwa pada tahun 2023 lalu Ditjen PKRL berhasil mengantongi Rp707 miliar dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Non-Sumber Daya Alam (SDA). "Tahun 2024, dari target PNBP Non-SDA sebesar Rp708 miliar, data per hari ini sudah tercapai Rp232 miliar atau 33%," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut Manoppo juga menyampaikan perkembangan produksi garam rakyat. Pada tahun 2023, produksi garam rakyat dilaporkan mencapai angka 2,5 juta ton. "Melebihi target yang ditetapkan sebesar 1,7 juta ton. Hal ini juga dibarengi dengan stabilnya harga garam di tingkat petambak pada kisaran harga Rp1.000/Kg," jelasnya.