Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transformasi Toko Obat Jadi Kedai Kopi, Begini Pesona Sudut Pecinan Semarang

Generasi ketiga keturunan Tionghoa ini berhasil mengubah gedung yang nganggur jadi kedai kopi.
Yisan Kopi, salah satu kedai kopi di Kawasan Pecinan Kota Semarang./Bisnis-Vatrischa Putri Nur Sutrisno.
Yisan Kopi, salah satu kedai kopi di Kawasan Pecinan Kota Semarang./Bisnis-Vatrischa Putri Nur Sutrisno.

Bisnis.com, SEMARANG - Sudut pecinan Kota Semarang menyimpan berbagai cerita dan pesona. Salah satunya transformasi bisnis dari generasi awal ke penerus, seperti yang dialami kios obat sinshe di kawasan kota lama ini.

Sempat limbung pada tahun 2013, kedai obat herbal ala sinshe yang telah diturunkan dari generasi ke generasi akhirnya disulap menjadi kedai kopi kekinian.

Kedai kopi yang cukup beken di area pecinan Kota Semarang, Yisan Coffee ini didirikan pada tahun 2018. Pemilik kedai, Koh Aji, sapaan akrabnya, mengaku ingin membuat gedung lawas itu menjadi kedai kopi yang asyik dan menarik minat pelancong.

"Ini dulu bangunannya nganggur 5 tahun. Terus baru dibikin kafe tahun 2018. Ya, awalnya karena suka kopi, jadi belajar, dan gini kan menarik ya, ada kafe di pecinan," terang Koh Aji saat ditemui Bisnis, Selasa (25/6/2024).

Yisan sendiri, Koh Aji menjelaskan, memiliki arti berupa alamat kedai tersebut. "Yi" berarti satu, dan "San" berarti tiga. Maksudnya, kedai tersebut bernomor bangunan satu dan tiga.

Salah satu menu andalan di kedai ini adalah De'Brulee, kopi dengan topping gula karamel di atasnya.

Koh Aji merupakan generasi ketiga pemilik bangunan lawas tersebut. Toko obat herbal milik keluarganya dahulu bernama Ponco Warno.

Dia mengatakan sampai saat ini, masih ada beberapa orang tua yang datang ke kafenya karena masih dikira menjual obat herbal.

"Dulu bangunan ini jual obat sinshe. Obat herbal. Banyak langganan engkong. Soalnya sering, orang tua yang jalannya sudah susah, ke sini, nyari obat. Masih dikira jualan obat. Ini lemari-lemari masih bekas dulu jualan obat," tuturnya.

Koh Aji bercerita, dahulu kawasan pecinan yang berada di sekitar sungai itu hanya ditempati oleh orang Indonesia keturunan Tionghoa saja, tetapi mulai pada tahun 2000-an, kawasan ini semakin banyak dikunjungi oleh masyarakat selain Tionghoa.

Bisnis kuliner di kawasan ini pun semakin berkembang. Mulai dari lunpia, bakmi, terang bulan, hingga capkauking, banyak menjadi incaran warga.

"Orang Tionghoa memang identik dengan kuliner. Kan banyak, kuliner Indonesia yang asalnya dari China, tiap malam juga sini ramai kuliner," lanjutnya.

Koh Aji mengatakan, seperti bisnis milik keluarganya, ada beberapa bangunan lain di kawasan pecinan sudah alih fungsi karena limbung, tetapi banyak juga bisnis yang masih berdiri dengan baik sampai sekarang.

Adapun beberapa penghuni asli pecinan saat ini banyak yang telah pindah ke luar kota dan luar negeri.

Kawasan pecinan di Kota Semarang memiliki nilai sejarah dan memiliki potensi wisata budaya. Di kawasan tersebut terdapat beberapa tempat peribadatan berupa klenteng, salah satunya Klenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok yang merupakan klenteng tertua di Kota Semarang. (Vatrischa Putri Nur Sutrisno)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Vatrischa Putri Nur Sutrisno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper