Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Akhir Musim Panen Raya, Jateng Kembali Catatkan Deflasi

Pj. Gubernur Jawa Tengah memberikan apresiasi sekaligus peringatan. Penurunan laju inflasi pangan jangan sampai mengurangi kewaspadaan.
Pedagang menunjukkan telur di Jakarta, Minggu (31/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pedagang menunjukkan telur di Jakarta, Minggu (31/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, SEMARANG - Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Tengah pada Juni 2024 mengalami penurunan atau deflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, deflasi terjadi di angka 0,28% pada Juni 2024 dibandingkan Mei 2024 (month-to-month/mtm).

"Inflasi secara year-on-year (yoy) atau tahun ke tahun menjadi 2,22%. Ini lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 2,66%. Sementara untuk [inflasi] tahun kalender, tercatat sebesar 0,79%," jelas Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah Dadang Hardiwan, dalam konferensi pers pada Senin (1/7/2024).

Dadang menyampaikan bahwa kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil terbesar pada deflasi yang terjadi secara bulanan di Jawa Tengah. Hal tersebut juga tercermin dalam 5 komoditas dengan andil inflasi terbesar pada Juni 2024.

"Berturut-turut dari yang tertinggi andil deflasinya, yaitu bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, tomat, dan bawang putih," jelasnya.

Berdasarkan catatan BPS, deflasi di Jawa Tengah pada Juni 2024 terjadi secara menyeluruh di 9 lokasi survei IHK. Deflasi di wilayah perkotaan seperti Kota Surakarta, Kota Semarang, dan Kota Tegal jauh lebih rendah ketimbang deflasi di wilayah rural seperti Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purwokerto, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Rembang, serta Kabupaten Kudus.

Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana memberikan apresiasi atas kinerja positif Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dinilai berhasil dalam mengendalikan inflasi pangan pada Juni 2024 kemarin.

"Ada suatu penurunan yang cukup signifikan terkait masalah inflasi ini. Dari 2,66% (yoy) menjadi 2,22% (yoy). Ini sangat signifikan penurunannya," ucapnya.

Namun demikian, Nana mengingatkan para pemangku kebijakan di Jawa Tengah untuk tetap mewaspadai lonjakan harga khususnya pada komoditas volatil. Hal tersebut disusul oleh mulai berakhirnya periode musim panen raya padi yang terjadi di Jawa Tengah.

"Ini tentunya menjadi tantangan bagi kita semua, karena masalah inflasi ini tidak bisa [karena] kita sudah membaik kemudian lalai. Ini kembali akan naik lagi. Jadi saya minta betul-betul, hal ini menjadi tantangan," kata Nana.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper