Bisnis.com, SEMARANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan fenomena La Nina bakal terjadi di wilayah Indonesia mulai Agustus 2024. Meskipun peluangnya hanya 80%, namun fenomena cuaca itu bakal ikut memengaruhi curah hujan di semester II/2024.
Perkembangan kondisi cuaca tersebut mulai diantisipasi oleh sejumlah daerah. Di Jawa Tengah misalnya, pemerintah setempat mulai melakukan sejumlah persiapan untuk menjamin produktivitas pertanian.
"Ke depan, dari Bank Indonesia (BI) melihat bahwa risikonya pada cuaca. Karena ke depan itu prakiraan BMKG Jawa Tengah masuk La Nina. Dimana mungkin ini berpengaruh pada sektor pertanian, khususnya hortikultura," jelas Ndari Surjaningsih, Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah, Kamis (1/8/2024).
Ndari berharap, fenomena La Nina ke depan tidak memberikan banyak dampak negatif bagi sektor pertanian Jawa Tengah. Terlebih dengan pengalaman bergejolaknya harga pangan pada periode El Nino beberapa waktu lalu.
"Harapannya bahwa La Nina ini akan berlangsung lebih moderat, sehingga tidak menambah tekanan yang berat ke inflasi," ujarnya.
Sementara itu, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto, mengaku optimis bahwa fenomena cuaca La Nina tersebut bakal memberikan keuntungan bagi petani di Jawa Tengah.
Baca Juga
"La Nina ini kan kemarau basah, jadi masih ada hujan. Yang perlu diwaspadai justru pada tanaman hortikultura, karena kalau kebanyakan [terkena hujan] justru produktivitasnya rendah. Tetapi asalkan bisa di-manage, [hujan] itu juga menguntungkan," jelasnya.
Di tengah optimisme tersebut, Sujarwanto melanjutkan bahwa pihaknya bakal tetap mengambil sejumlah langkah antisipasi, khususnya untuk mengamankan beberapa komoditas pertanian yang sensitif akan perubahan cuaca.
"Ini sudah kami cermati, teman-teman di lapangan juga sudah turun untuk menghadapi situasi seperti sekarang ini. Membaca prakiraan cuaca menjadi sangat penting dan pompanisasi ini kami minta untuk diefektifkan lagi untuk mendorong produktivitas petani," jelas Sujarwanto saat ditemui wartawan.
Sebelumnya, pada awal Juni 2024 lalu, BMKG telah mengonfirmasi perubahan kondisi El Nino menuju La Nina. Perubahan tersebut mulai terlihat sejak Mei 2024 lalu dimana kondisi cuaca mulai berangsur menuju netral dan cenderung mengarah ke La Nina.
Adapun BMKG memprediksikan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia bakal mengalami peningkatan curah hujan akibat La Nina pada periode Juni-November 2024 mendatang.