Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah kembali melanjutkan program Bantuan Pangan Beras (BPB) pada Agustus 2024 ini. Di Jawa Tengah, program tersebut bakal menyasar 3,5 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dimana masing-masing penerima bakal mendapat 10 kilogram beras.
"Karena harus mulai Agustus ini, kami sudah koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten dan diinisiasi Bulog. Intinya, persiapan verifikasi dan validasi di tingkat kabupaten yang saat ini sedang berproses, mudah-mudahan 1-2 hari ke depan sudah kelar," jelas Dyah Lukisari, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dikutip, Jumat (2/8/2024).
Dyah menjelaskan bahwa bantuan pangan tersebut bakal disalurkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada bulan Agustus, Oktober, dan Desember. "Mudah-mudahan bisa ikut membantu situasi perberasan, atau harga ke depan lewat bantuan pangan ini," lanjutnya.
Sementara itu, Bulog menyebut bahwa Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Jawa Tengah saat ini berada di angka 138.000 ton. "Dengan asumsi penyaluran sekitar 35.000 ton per bulan, ini akan mencukupi untuk 5 bulan ke depan," jelas Sopran Kedeni, Kepala Bulog Kantor Wilayah Jawa Tengah.
Sopran mengungkapkan bahwa pihaknya tengah melakukan peningkatan cadangan lewat penyerapan dalam negeri dan impor. Saat ini, ada 38.000 Ton beras yang berada dalam perjalanan dari Pakistan, Myanmar, dan Thailand, menuju Jawa Tengah.
Program BPB tersebut merupakan upaya pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat sembari ikut mengendalikan pergerakan harga beras di pasaran. Secara nasional, Bulog mesti menyiapkan 662.000 ton CBP untuk memenuhi program BPB hingga akhir 2024.
Baca Juga
Selain itu, Bulog juga mesti memastikan stok sekitar 500.000 ton beras untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).Pada perkembangan lainnya, Bulog Kantor Wilayah Jawa Tengah juga tengah menggodok peluang kerja sama untuk ikut berperan dalam upaya pengendalian harga bawang merah.
"Kami diinfokan terjadi penurunan harga bawang, diminta pemerintah hadir dalam hal ini," jelas Sopran.
Sopran menjelaskan bahwa saat ini, harga Break Even Point (BEP) bawang merah yang mesti ditanggung petani berada di angka Rp15.000 per kilogram. Artinya, petani bakal menanggung rugi apabila menjual bawang merah di pasaran dengan harga di bawah harga BEP.
"Kami akan lakukan kerja sama dengan Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) dan champion. Coldstorage itu bisa kita gunakan untuk stabilisasi harga, baik di Jawa Tengah maupun antar pulau," jelas Sopran.