Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Mamin Jateng Masih Prospektif

Industri manufaktur di Jawa Tengah mesti memanfaatkan potensi SDA yang ada.
Seorang petani menunjukan hasil pemantauan kondisi bertani melalui aplikasi yang terkoneksi dengan digital farming di hamparan pertanian di Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Rabu (4/9/2024)./Bisnis-Muhammad Noli Hendra.
Seorang petani menunjukan hasil pemantauan kondisi bertani melalui aplikasi yang terkoneksi dengan digital farming di hamparan pertanian di Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Rabu (4/9/2024)./Bisnis-Muhammad Noli Hendra.

Bisnis.com, SEMARANG - Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Jawa Tengah 2025-2045 mengusung visi Jawa Tengah sebagai penumpu pangan dan industri nasional. Dalam dokumen tersebut, Jawa Tengah berusaha untuk tetap mempertahankan posisinya sebagai lumbung pangan sembari terus menggenjot kinerja sektor manufaktur yang ada.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menyebut bahwa visi tersebut telah sejalan dengan asesmen ekonomi yang dilakukan BI selama ini. Menurutnya, sektor manufaktur di Jawa Tengah memang memiliki peran vital karena memiliki nilai tambah tinggi.

"Tetapi, kami tidak mau industri pengolahan ini benar-benar terpisah dari sektor pertanian. Karena Jawa Tengah ini tanahnya subur, ada 15 gunung berapi dan 6 yang aktif," ujarnya ketika berkunjung ke Kantor Perwakilan Bisnis Indonesia Semarang, Rabu (18/9/2024).

Rahmat menjelaskan bahwa industri manufaktur memiliki kontribusi besar bagi pembentukan Produk Domestik Regional Bruto di Jawa Tengah. Dari sekitar 34% kontribusi yang diberikan sektor manufaktur, sebagian besar berasal dari subsektor industri makanan dan minuman yang berkaitan langsung dengan sektor pertanian.

"Akan sayang sekali kalau di daerah yang subur seperti Jawa Tengah, industri kita tidak memanfaatkan kekayaan alam maupun karakteristik ekonomi penduduknya. Karena ada banyak sekali petani dan nelayan di Jawa Tengah, jadi jangan sampai ada decoupling," ucap Rahmat.

Untuk mendukung visi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tersebut, Rahmat menjelaskan bahwa BI telah menginisiasi forum Koridor Ekonomi, Perdagangan, Investasi, dan Pariwisata Jawa Tengah atau Keris Jateng.

Lewat program tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) berusaha mempromosikan proyek investasi yang ada di Jawa Tengah. "Kami juga mendorong proyek industrialisasi berbasis pertanian ke investor," lanjutnya.

Sebagai informasi, RPJPD Jawa Tengah yang diteken pada awal 2024 tersebut berlaku untuk 20 tahun ke depan.

Adapun RPJPD tersebut bakal diimplementasikan ke dalam empat tahapan, yaitu penguatan landasan transformasi, akselerasi transformasi, pemantapan transformasi, serta mewujudkan Jawa Tengah sebagai penumpu pangan dan industri nasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper