Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Anjlok, Pengamat UGM: Kunjungan DPR ke Bursa Bukan Solusi

Turunnya kepercayaan investor disinyalir menjadi penyebab anjloknya IHSG. Pemerintah perlu menjaga stabilitas ekonomi dan politik demi memulihkan kepercayaan.
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, SEMARANG - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menunjukkan tren penurunan di awal pekan ini. Pada Senin (24/3/2025), IHSG dibuka dengan penurunan sebesar 0,36% ke level 6.236,66.

Kondisi tersebut melanjutkan tren bearish yang terjadi sejak pekan lalu. Bahkan, pada Selasa (18/3/2025), Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat melakukan pembekuan perdagangan sementara atau trading halt usai IHSG ambles 6,12% ke level 6.258,17.

Ekonom Universitas Gadjah Mada, I Wayan Nuka, menilai dinamika tersebut merupakan cerminan atas kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.

"Kalau sebuah indeks jatuh secara ekstrem seperti kemarin, itu sebenarnya adalah cerminan dari apa yang dipersepsikan oleh para investor," kata I Wayan Nuka, Senin.

Wayan mengungkapkan bahwa sinyal memburuknya kinerja IHSG dapat terbaca lewat lonjakan net sale oleh investor asing.

Selain itu, ada beberapa faktor yang juga ikut memengaruhi sentimen investor di lantai bursa. Mulai kebijakan pemerintah, kasus korupsi di BUMN, hingga ketidakpastian politik.

"Kita defisit makin melebar, angsuran utang meningkat, dan lembaga rating internasional pun menurunkan peringkat kita," ucap dia.

Di tengah kondisi tersebut, Wayan menyebut agenda kunjungan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ke bursa hanyalah langkah politis-populis. Bahkan, langkah tersebut cenderung tidak tepat sasaran.

"Ini kan masalah kepercayaan, satu-satunya cara adalah menunjukkan kepada dunia bahwa pemerintah punya itikad baik dan memberi sinyal positif," tutur Wayan dalam siaran pers.

Indonesia, lanjut dia, mesti mampu meyakinkan investor dengan menunjukkan stabilitas ekonomi dan politik di dalam negeri.

Wayan menegaskan bahwa langkah promosi untuk menggaet lebih banyak investor ke Indonesia tidak cukup. Indonesia juga mesti melakukan perbaikan, sebagaimana yang sudah lebih dulu dilakukan oleh negara-negara lain.

Di sisi lain, Wayan ikut mengimbau agar masyarakat dapat mengambil langkah yang lebih konservatif ketika berinvestasi.

"Pertebal dana cadangan, lakukan efisiensi, dan prioritaskan kebutuhan. Seluruh masyarakat harus menyadari bahwa kita sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper