Bisnis.com, SEMARANG – Pemudik yang akan masuk Jateng pada arus mudik Lebaran 2018 diperkirakan mencapai kurang lebih 9,5 juta orang. Karenanya berbagai upaya pemenuhan kebutuhan pemudik harus disiapkan, seperti kebutuhan pokok masyarakat, moda transportasi, serta infrastruktur.
Hal itu disampaikan Sekda Jateng Sri Puryono saat paparan Rapat Koordinasi Ekonomi, Keuangan, Industri dan Perdagangan (Ekuinda) Provinsi Jateng dalam rangka menghadapi Ramadan dan Idul Fitri 2018, di Gedung Grhadhika Bhakti Praja Semarang, Selasa (8/5/2018).
Menurut Sekda, prediksi jumlah pemudik tersebut mengalami kenaikan 15,91% dari tahun sebelumnya yang tercatat hanya 8,2 juta orang. Sebagian besar pemudik menggunakan kendaraan sekitar 2 juta unit.
“Untuk kelancaran arus mudik, kami juga menyelenggarakan layanan mudik gratis pada 10 Juni 2018. Armadanya terdiri atas 40 unit bus dari Pemprov Jateng, 75 unit dari pemkab dan pemkot, Bank Jateng. Ada pula mudik gratis menggunakan kereta api pada 12 Juni,” jelasnya
Meskipun arus mudik dan balik Lebaran 2017 berlangsung lancar, Sri Puryono menilai masih banyak yang perlu diperbaiki. Di antaranya masih ada angkutan massal yang tidak laik jalan, perlunya pemasangan rambu-rambu, lampu penerangan dan pengamanan di ruas-ruas jalur alternatif.
“Seperti saat tinjauan Lebaran tahun lalu di Purwokerto, ada beberapa bus yang tidak lengkap. Bahkan ada bus yang kaca spionnya ditali rafia. Kelayakan dan kelengkapan kendaraan pemudik harus diperhatikan demi keselamatan semua,” tuturnya.
Terkait pengaturan pemanfaatan jalan tol yang belum beroperasi, lanjut Sekda, akan dilakukan sistem buka tutup sesuai kebutuhan. Penyelesaian jalan tol juga diharapkan dapat dipercepat, dengan memperbanyak exit tol, setidaknya exit tol sementara.
Sri menambahkan, pada mudik mendatang rencananya akan difungsikan sementara ruas tol Salatiga-Boyolali untuk satu arah. Sementara, ruas tol Kartasura-Ngawi akan dioperasionalkan.
Untuk tol dari wilayah barat mulai dari ruas Pejagan-Pemalang, tepatnya exit tol Gandulan sampai Krapyak dapat dilalui secara fungsional. Sedangkan pada exit Pemalang barat dan Gandulan, akhir jalur tol berbayar di ruas Tol Pejagan-Pemalang perlu ada rekayasa lalu lintas.
Lebih lanjut Sekda mengatakan, berbagai kemungkinan kendala harus diantisipasi dan dicarikan solusi, sehingga dapat meminimalisasi masalah yang dapat mengganggu ketenteraman masyarakat dan stabilitas wilayah. Dengan demikian, umat muslim dapat menunaikan ibadah puasa dan merayakan Idul Fitri dengan khusyuk, aman, dan damai meskipun 2018 ini merupakan tahun politik.