Bisnis.com, KLATEN—Iring-iringan peserta kirab menyusuri jalan antara taman wisata candi (TWC) Prambanan hingga Candi Plaosan, Sabtu (2/9) siang. Mereka merupakan warga sembilan RW Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan.
Mengenakan beragam kostum, warga masing-masing RW membawa gunungan berisi aneka hasil bumi menuju lapangan sisi timur kawasan Candi Plaosan. Satu per satu gunungan yang dibawa lantas ditata rapi di lapangan berlatar belakang dua candi utama Plaosan yang disebut candi kembar.
Seusai sambutan dari sejumlah pejabat, warga lantas berhamburan mendatangi gunungan guna memperebutkan berbagai hasil bumi meski doa belum rampung dibacakan.
Kirab gunungan merupakan bagian acara pembukaan Festival Candi Kembar yang digelar di Desa Bugisan. Selain karnaval, para penari dari berbagai daerah tampil pada acara pembukaan tersebut. Festival Candi Kembar digelar untuk kali kedua.
Selama tiga hari yakni Jumat-Minggu (1-3/9), festival itu menampilkan beragam kesenian seperti jatilan, tari, serta pentas musik di lapangan sisi timur kawasan Candi Plaosan.
“Beberapa kegiatan di antaranya pada Jumat malam sudah digelar pergelaran wayang kulit semalam suntuk. Pada Sabtu digelar karnaval, tari, gejok lesung, serta atraksi jatilan. Sementara, pada Minggu salah satunya akan digelar festival gerobak sapi,” kata Kepala Desa Bugisan, Heru Nugroho, saat ditemui di sela pembukaan festival, Sabtu.
Festival bertujuan mengenalkan Candi Plaosan yang ada di Desa Bugisan. Heru menjelaskan belum banyak orang mengetahui pesona Candi Plaosan terutama keindahan candi-candi di tempat itu saat sore hari matahari mulai tenggelam.
“Pemandangannya sangat indah ketika pemandangan sore hari,” katanya.
Selain mengenalkan pesona Candi Plaosan, festival digelar untuk mengenalkan Bugisan sebagai desa wisata. Berbagai kesenian tradisional menjadi daya tarik desa setempat.
“Di desa kami ada kelompok-kelompok kesenian seperti jatilan, karawitan, gejok lesung, srandul, serta pring sedapur. Karena di desa kami ada Candi Plaosan, kami kreasikan dengan kesenian yang ada di desa kami,” kata Heru.
Festival serupa yang digelar tahun lalu cukup memberi dampak ke perkembangan desa wisata Bugisan. Heru menuturkan rata-rata setiap bulan kelompok kesenian di Bugisan tampil menghibur wisatawan yang datang menikmati keindahan Candi Plaosan.
“Harapan kami seperti itu, semakin banyak wisatawan yang datang ke Candi Plaosan dan memberi dampak terutama ke ekonomi warga kami,” katanya.