Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tunggakan Iuran BPJS Sleman Rp20 Miliar

Sejak Januari hingga September 2017 jumlah iuran yang belum dibayar peserta sebesar Rp20 miliar.

Bisnis.com, SLEMAN—Tingginya mismacth antara pendapatan iuran dengan biaya pelayanan kesehatan yang ditangani BPJS Kesehatan Sleman-Kulonprogo juga tidak terlepas dari tingginya tunggakan iuran yang belum dibayar.

Kanit Hukum Komunikasi Publik dan Kepatuhan BPJS Kesehatan Sleman-Kulonprogo Yuni Wibawa menjelaskan, sejak Januari hingga September 2017 jumlah iuran yang belum dibayar peserta sebesar Rp20 miliar. Kondisi tersebut menambah tinggi mismacht lantaran biaya yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan jauh lebih besar dibandingkan iuran yang diterima dari peserta.

"Kami terus melakukan upaya agar pembayaran iuran tetap dilakukan peserta karena ini menjadi kewajiban, " katanya kepada JIBI, Sabtu (4/11/2017).

Penyelesaian tunggakan iuran peserta tersebut, lanjut dia, dilakukan dengan cara mengirim pemberitahuan adanya sejumlah tagihan kepada peserta yang menunggak. Termasuk menerjunkan Kader Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ke masyarakat. Sebab tugas kader-kader JKN salah satunya untuk mengingatkan kewajiban pembayaran iuran kepada peserta.

Ketika ada peserta yang menunggak iuran, lanjutnya, para kader JKN memberikan penjelasan terkait dampak yang diterima oleh peserta. Ketika peserta menunggak iuran, maka ia tidak dapat dilayani jaminan sebelum melunasi tunggakannya. "Lewat edukasi dan motivasi yang dilakukan para kader JKN, kami berharap tunggakan ini bisa diselesaikan," katanya.

Tercatat sejak Januari hingga September 2017, iuran peserta yang diterima badan tersebut sebesar Rp226,8 miliar sementara biaya pelayanan kesehatan pada periode yang sama sebesar Rp770,5 miliar. Kondisi tersebut menyebabkan adanya selisih (msmacht) yang cukup besar antara iuran yang diterima dengan yang dikeluarkan. "Mismacht capai Rp543,7 miliar, " ujarnya.

Salah satu faktor tingginya mismact terjadi lantaran Badan ini juga melayani klaim rumah sakit rujukan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito untuk peserta dari DIY, Magelang, Kebumen, bahkan sampai Purwokerto dan Pacitan, Jawa Timur. Bahkan luar pulau Jawa.

Di wilayah Sleman sendiri tercatat sebanyak 7.761 pasien yang memiliki penyakit katastropik. Dari jumlah tersebut 80% merupakan pasien gangguan jantung. Sisanya adalah penderita kanker (12%), stroke (7%), gagal ginjal (1) dan sisanya penyakit kanker dan hepatitis. Jumlah tersebut masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan capaian secara nasional. "Sekali cuci darah, biayanya Rp1 jutaan. Operasi penyakit jantung, biayanya bisa mencapai Rp200 juta. Itu gratis dibayar BPJS," ujarnya.

Saat ini belum semua masyarakat di Sleman dan Kulonprogo tercover BPJS Kesehatan. Capaian kepesertaan per September 2017 baru sekitar 81% atau sebesar 1,227 juta peserta.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper