Bisnis.com, KLATEN--Rumah Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Klaten, Purwanto Anggono Cipto, terkena operasi tangkap tawon (OTT) oleh pemadam kebakaran (Damkar) Klaten, Minggu (12/11) siang. Dalam OTT itu petugas Damkar mengamankan sarang tawon seberat sekitar lima kilogram.
OTT itu bermula dari laporan tetangga Purwanto yang mengetahui ada sarang tawon gung berukuran sekitar 50 centimeter (cm) x 60 cm x 30 cm di lis plang rumah Purwanto, Jl. Opak 99, Dukuh Methuk Kidul, Desa Tegalyoso, Klaten Selatan.
"Lalu, saya lihat kok besar sekali [sarangnya]. Padahal, beberapa hari yang lalu, saya naik ke situ [atap rumah] enggak tahu kalau ada sarang tawon," ujar dia, saat ditemui wartawan di sela-sela OTT Minggu.
Ia lantas menghubungi petugas Damkar guna mengevakuasi saeang tersebut. Kendati belum ada laporan soal serangan tawon di rumah Kadishub, keberadaan sarang tawon dinilai meresahkan warga.
"Biasanya kalau [tawon] menyerang, yang kena tetangga bukan pemilik rumah. Jadi saya minta ke Damkar ini dibersihkan saja supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," imbuh Purwanto.
Salah satu petugas Damkar, Tri Hatmoko, mengatakan kendala teknis evakuasi sarang tawon karena berada di lis plang atap rumah. Selebihnya, evakuasi berjalan lancar dengan cara disedot menggunakan alat penyedot khusus.
"Semua sarang tawon berhasil kami amankan. Sarang biasanya kami musnahkan," ujar Tri.
Ia menuturkan jenis tawon yang bersarang di rumah Kadishub Klaten itu adalah tawon gung. Tawon ini biasanya berhabitat di hutan. Ia menduga perubahan kondisi hutan memaksa tawon bermigrasi ke kawasan permukiman.
"Tawon ini ukurannya sedang, sebelumnya kami pernah mengevakuasi seukuran drum oli," imbuh dia.
Operasi Minggu siang itu adalah OTT ke-130an yang digelar Damkar sejak awal 2017. Kasus serangan tawon pernah terjadi di Karanganom April lalu mengakibatkan satu orang meninggal dunia. Pada Sabtu (11/11), sebanyak tiga orang juga menjadi korban serangan tawon di Karangdowo.
"Sarang tawon akhir-akhir ini banyak ditemui di permukiman. Ini saja masih antri 10 lagi yang meminta dievakuasi," beber Tri.