Bisnis.com, SOLO—Akhir tahun dinilai menjadi waktu yang baik bagi bisnis perjalanan wisata. Mendekati masa liburan akhir tahun, permintaan layanan perjalanan pun meningkat. Termasuk permintaan dari masyarakat Solo dan sekitarnya.
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Soloraya, menilai peningkatan tersebut bisa mencapai lebih dari 50 persen. Ketua ASITA Soloraya, Daryono, mengatakan liburan saat ini sudah dinilai sebagai sebuah kebutuhan masyarakat.
Banyak masyarakat yang kemudian memanfaatkan waktu-waktu tertentu untuk mendatangi destinas-destinasi wisata, baik yag ada di dalam maupun luar negeri.
“Untuk permintaan, dibandingkan hari-hari biasa, pada akhir tahun bisa meningkat lebih dari 50 persen. Bahkan ada beberapa rekan [anggota ASITA], saat akhir tahun, aktivitasnya sudah padat,” tutur dia saat ditemui di gedung Bakorwil, Gladak, Solo, Sabtu (11/11/2017).
Untuk tujuan wisata, Daryono menilai destinasi wisata masih mendominasi permintaan. Diprediksi hal itu terjadi karena adanya destinasi domestik yang semakin beragam.
“Seiring dengan meningkatnya destinasi wisata nusantara yang sudah berkembang, mobilisasi wisatawan antar kota antar provinsi pun sudah mulai terbentuk, apalagi di akhir tahun,” kata dia.
Sedangkan lokasi destinasi yang banyak diminati oleh wisatawan asal Solo dan sekitarnya adalah kawasan timur. Kawasan timur pun sudah berkembang bukan hanya fokus ke Bali dan Lombok. Saat ini permintaan untuk tujuan Malang, Jember, Banyuwangi, Surabaya dan daerah lain juga sudah meningkat.
“Sebab koneksinya lebih beragam. Dari Surabaya bis ke Bali, Lombok dan sebagainya,” kata dia.
Sedangkan untuk tujuan luar negeri, saat ini Malaysia, Singapura, Tiongkok dan Korea masih menjadi pilihan untuk kawasan Asia. Menurutnya tujuan tersebut masih dipilih oleh sebagian wisatawan karena harganya yang terjangkau.
Bahkan biaya untuk beberapa tujuan luar negeri lebih terjangkau dari pada tujuan domestik. Misalnya saja untuk Malaysia atau Singapura yang bisa didapatkan dengan biaya sekitar Rp3,5 juta-Rp4 juta. Sedangkan untuk menuju Raja Ampat dibutuhkan anggaran yang lebih besar.
“Tapi tujuan domestik masih lebih banyak diminati. Sebab untuk wisata alam, destinasi di dalam negeri masih menarik,” kata dia.
Namun tidak semua perusahaan perjalanan wisata mendapatkan order lebih banyak di akhir tahun. Di Mulia Tour and Travel, Solo, misalnya, order perjalanan justru lebih banyak pada bulan ini. Terlebih dengan adanya beberapa paket yang disediakan.
Petugas bagian tour domestik Mulia Tour and Travel, Ari Fianto, mengatakan salah satu paket yang tersedia di bulan ini adalah paket Holyland yang dilakukan pada 9-20 November. “Saat ini ada 18 peserta yang masih di Israel,” kata dia.
Paket lain adalah Labuan Bajo-Flores-Pulau Komodo, yang akan diikuti 22 orang pada 23 November nanti. Paket Malang akan diikuti 19 orang pada 24 November.
“Sebelumnya kami juga menggelar perjalanan ke Bangka Belitung, Manado dan Padang. Untuk Desember justru belum ada permintaan,” kata dia.