Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jawa Tengah Serap 30% Pembiayaan BTPN Syariah

PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah mencatat Jawa Tengah menjadi salah satu penyumbang penyaluran pembiayaan terbesar.
Ilustrasi./Bisnis-Dwi Prasetya
Ilustrasi./Bisnis-Dwi Prasetya

Bisnis.com, SEMARANG – PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah mencatat Jawa Tengah menjadi salah satu penyumbang penyaluran pembiayaan terbesar.

Direktur BTPN Syariah Ratih Rachmawaty menuturkan saat ini dari total kredit yang disalurkan sebesar Rp5,7 triliun, pola penyalurannya kredit oleh mirip dengan sebaran penduduk di Indonesia.

“Jawa Tengah itu menyumbangkan share sekitar 20-30%,” kata Ratih di Semarang, Rabu (15/11/2017).

Sedangkan jangkauan perusahaan yang khusus menyediakan pembiayaan pada perempuan dengan usaha ultra mikro telah menyentuh seluruh Kabupaten di Jawa Tengah. “Saat ini nasabah kami secara nasional 2,8 juta orang. Sedangkan yang terlayani mencapai 4 juta orang,” katanya.

Kehadiran beragam program baik dari pemerintah seperti kredit ultra mikro dengan bunga sangat murah maupun perusahaan teknologi yang bergerak dalam pembiayaan, diyakini Ratih tidak akan mengubah optimisme perusahaan untuk tetap tumbuh hingga dua digit di 2018. Pasalnya sebagai profesional dalam bisnis perbankan, pihaknya memiliki kompetensi untuk dapat menjadi mitra lebih banyak perempuan.

“Kami profesional bank maka tingkat efisiensi semakin didahulukan. Kami juga berbenah diri kedalam yakni dengan menghadirkan produk yang lebih baik,” katanya.

Dalam laporan keuangan per triwulan III/2017, aset anak usaha BTPN itu tercatat tumbuh 16,6% (yoy), dari Rp7,32 triliun menjadi Rp8,54 triliun pada September 2017. Laba bersih tahun berjalan mencapai Rp469 miliar. Capaian tersebut naik 69,3% dibandingkan dengan realisasi laba bersih pada September 2016 yang berjumlah Rp276,8 miliar.

Perusahaan juga menunjukan peningkatan efisiensi yang tercermin dari rasio beban operasional dan pendapatan operasional (BOPO) yang membaik dari 77,10% pada September 2016 menjadi 70,26% pada periode yang sama tahun ini. Sedangkan kualitas pembiayaan mengalami sedikit penurunan. Hal ini tampak dari kenaikan rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/NPF) gross dari 1,41% ke level 1,66%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper