Bisnis.com, SEMARANG—Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai angka 6,5% pada tahun 2018 setelah sebelumnya di 2017 pertumbuhan hanya 5,8%.
Hal ini dilihat dari Semarang, sebagai kota potensial untuk memulai serta mengembangkan bisnis sehingga sangat menarik bagi investor yang ingin berwirausaha.
Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Joko Santoso mengatakan, Semarang merupakan pasar potensial pengusaha untuk membuka usaha khususnya industri pengolahan terutama garmen. Selain itu sektor perdagangan yang mengeliat juga menjadi daya tarik tersendiri berbisnis di kota lumpia ini.
"Pemkot mendukung penuh adanya investor baru masuk di Semarang. Sebab, ada 9 kawasan industri di 16 kecamatan yang siap menampung investor untuk mendirikan pabrik baru sehingga dapat membuka lapangan kerja bagi warga sekitar," kata Joko Senin (12/2/2018).
Dikatakan Joko, Pemkot Semarang juga memberikan kemudahan perizinan sebab, para pengusaha yang ingin mendirikan pabrik tidak perlu susah payah mengurus izin gangguan atau Ho karena sudah dihapuskan oleh pemerintah.
Selain kedua sektor tersebut pariwisata Semarang juga sedang berkembang dengan pesat. Ini yang coba ditawarkan oleh Pemkot bagi para investor yang bergerak di bidang perhotelan untuk mendirikan hotel baru.
"Selain industri pengolahan dan perdagangan pariwisata juga sedang kami genjot untuk menarik investor yang ingin berinvestasi di sektor pariwisata," tambahnya.
Joko menambahkan, untuk ekonomi pada tahun politik Kota Semarang diperkirakan akan tumbuh. Karena sebagai Ibukota Provinsi Semarang, akan menjadi magnet kuat bagi para pengusaha untuk bereskpansi karena pasar yang menjanjikan.
"Pemerintah mencoba memanfaatkan momentum pemilihan kepala daerah untuk menarik investor masuk, karena gegap gempita pemilihan gubernur akan menyedot animo masyarakat sehingga ekonomi diharapkan bergeliat," ucapnya.
Sementara itu Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi Bappeda Semarang Pitoyo Tri Susanto mengatakan, untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5% banyak tantangan yang dihadapi terutama mengenai pembangunan infrastruktur.
"Pemkot sedang membenahi infrastruktur terlebih, di kawasan pantura mulai dari Kaligawe sampai ke Genuk sebab lalu lintas barang yang menuju ke Pelabuhan Tanjung Emas tersendat. Selain itu, banyak pabrik yang mengalami kerugian akibat pasokan bahan baku yang mengalami keterlambatan akibat banjir," ujarnya.
Menurutnya jika infrastruktur sudah baik nanti secara otomatis investor banyak yang masuk sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Pengamat ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Hadi Winoto menjelaskan, interkoneksi antar kawasan industri harus dibenahi terlebih dahulu agar lalu lintas barang berjalan dengan lancar.
Semarang dinilai sebagai kota potensial karena nanti berada pada tengah tengah jalur trans Jawa dari Jakarta menuju ke Surabaya. Sehingga kota ini merupakan daerah potensial untuk membuat maupun mengembangkan usaha.