Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Kawasan Industri Sentolo Masih Hadapi Problem

Pertumbuhan investasi di Kawasan Peruntukan Industri Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dinilai lambat karena terganjal harga tanah yang mahal.
News Writer
News Writer - Bisnis.com 06 Maret 2018  |  18:31 WIB
Kawasan Industri Sentolo Masih Hadapi Problem
Ilustrasi

Bisnis.com, KULON PROGO—Pertumbuhan investasi di Kawasan Peruntukan Industri Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dinilai lambat karena terganjal harga tanah yang mahal," kata Kepala Bidang Industri Dinas Perdagangan setempat Dewantoro.

Dewantoro di Kulon Progo, Selasa (6/3/2018), mengatakan Kawasan Industri Sentolo dalam rancangan perda rencana tata ruang wilayah (RTRW) merupakan kawasan peruntukan industri (KPI).

"Di Kulon Progo peminat yang akan berinvestasi banyak, tapi setelah melihat penguasaan lahan cukup sulit, mereka mengurungkan niatnya berinvestasi," kata dia.

Menurut dia, kendala utama pengembangan Kawasan Industri Sentolo, yakni lahan sangat sulit dan harga mahal. Penguasaan lahan menjadi kendala berat investor. Harga tanah di Desa Tuksono, Sentolo, sudah mencapai di atas Rp500 ribu per meter persegi.

Dewantoro mengatakan pengadaan lahan industri di Kulon Progo berbeda dibandingkan daerah lain. Ia mencontohkan di Kabupaten Bantul, kawasan industri menggunakan tanah kas desa, tetapi di Kulon Progo, tanahnya milik penduduk.

Kemudian di daerah lain, seperti Jawa Barat sudah terkondisikan, kemungkinan-kemungkinan kompensasi bagi warga yang tanahnya digunakan untungnya banyak sehingga pertumbuhan lebih cepat.

"Hal yang terpenting, Bappeda selalu menginisiasi percepatan pertumbuhan Kawasan Industri Sentolo," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

ktp-el

Sumber : Antara

Editor : Miftahul Ulum

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top