Bisnis.com, KUDUS—Harga jual kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pekan ini mengalami kenaikan menjadi Rp7.100 per kilogram dari harga jual sebelumnya hanya Rp6.600 per kilogram.
"Harga jual Rp6.600/kg merupakan harga pada bulan Desember 2017, sedangkan bulan berikutnya berangsur-angsur naik dan saat ini mencapai Rp7.100/kg," kata Ketua Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf di Kudus, Senin (19/3/2018).
Sebetulnya, kata dia, awal Maret 2018 sempat naik tinggi menjadi Rp7.200/kg, kemudian turun Rp100 menjadi Rp7.100/kg.
Akan tetapi, lanjut dia, harga jual pekan ini tetap lebih tinggi, dibandingkan akhir 2017 yang masih dijual dengan harga Rp6.600/kg.
Ia mencatat sepanjang tahun 2017 harga jual kedelai impor tidak sampai mencapai Rp7.000/kg, sedangkan bulan ini justru sudah mencapai Rp7.100/kg.
Harga serupa, katanya, pernah terjadi pada akhir 2016, kemudian kembali terjadi tahun ini.
Penyebab tingginya harga jual kedelai impor, katanya, disebabkan karena menipisnya stok kedelai dari negara pemasok, kemudian diperparah dengan naiknya indeks serta nilai tukar mata uang dolar terhadap rupiah.
Sementara akses transportasi di wilayah Demak dan sekitarnya yang sering dilanda banjir rob, katanya, tidak memengaruhi harga jual, meskipun pasokan sering kali terlambat.
Untuk stok kedelai impor saat ini di gudang tercatat sebanyak 75 ton dan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan pengrajin tahu dan tempe di Kudus selama beberapa hari mendatang.