Bisnis.com, SEMARANG - Balai Karantina Ikan dan Pengembangan Mutu (BKIPM) Semarang menyatakan, ekspor udang serta cumi-cumi masih menjadi andalan Jateng. Diketahui ekspor udang mencapai 22% dan cumi-cumi 18,9% dari total hasil perikanan di Jateng.
Kepala BKIPM Semarang Raden Gatot Perdana mengatakan, udang dan jenis chepalopod atau cumi-cumi masih mendominasi eskpor hasil perikanan. Sebab, kedua komoditas tersebut amat digemari masyarakat luar negeri.
"Ekspor hasil perikanan di Jateng terus alami kenaikan namun kami belum mengetahui secara pasti berapa kenaikan eskpor ikan karena masih dalam proses penghitungan, yang jelas udang dan cumi masih mendominasi," kata Gatot kepada Bisnis Senin (19/3/2018).
Gatot menambahkan, total ekspor ikan ke 20 negara tujuan selama Februari mencapai 1.823 ton dan menghasilkan pendapatan sebesar Rp165 miliar. Jumlah ini cukup banyak meskipun selama Februari nelayan banyak yang tidak melaut akibat cuaca buruk.
Sementara itu, Amerika Serikat, Jepang dan China masih menjadi negara tujuan eskpor hasil perikanan Jateng. Kebanyakan negara tujuan eskpor memesan udang dan cumi-cumi dalam jumlah besar untuk dikonsumsi.
"Amerika Jepang dan China masih jadi tujuan ekspor kami kebanyakan dari mereka menyukai udang dan cumi Indonesia untuk dijadikan beberapa olahan makanan," tambahnya.
Kebanyakan udang dan cumi-cumi di dapatkan dari beberapa nelayan di Pantura Jateng dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Khusus untuk KTI kebanyakan nelayan disana mengirim udang dan cumi-cumi ke Semarang untuk di ekpor ke luar negeri.