Bisnis.com, SEMARANG--Keberhasilan Indonesia yang menempati posisi ke-9 sebagai negara teraman di dunia dalam hasil survei lembaga riset internasional Gallup's Law and Order yang dirilis bulan lalu menjadi sentimen positif bagi iklim investasi di Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Didik Subiantoro mengatakan keamanan bukan menjadi satu-satunya faktor pendukung iklim investasi di Jateng. Hal lain seperti infrastruktur pun sangat berpengaruh.
Namun, dia menilai hasil survei Gallup's Law and Order bisa menguntungkan Jateng. Pasalnya, posisi Indonesia yang cukup baik dalam hasil riset tersebut bisa saja menjadi pertimbangan para investor untuk menanamkan modalnya di Jateng.
"Itu [hasil survei] bisa menentukan keputusan. Bagi Jawa Tengah sangat menguntungkan," ujarnya, Selasa (24/7/2018).
Didik menyatakan tren investasi di Jateng, setidaknya dalam lima tahun terakhir, sudah baik. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan persentase realisasi investasi dibandingkan dengan target.
Dia menjelaskan pada 2013 dan 2014 realisasi investasi Jateng masih sedikit di bawah target, yakni 99% dan 80%. Namun, sejak 2015, capaiannya selalu di atas target.
Baca Juga
Pada 2015, realisasinya mencapai Rp26,04 triliun atau 109% dari target senilai Rp24 triliun. Selanjutnya pada 2016 realiasinya senilai Rp38,18 triliun atau 139% dari target yang ditetapkan senilai Rp27,55 triliun.
Pada 2017, realisasi investasi Jateng menyentuh angka Rp51,54 triliun atau 124% dari target senilai Rp41,7 triliun.
Adapun pada kuartal I/2018 realisasi investasi Jateng telah mencapai Rp16,11 triliun atau 34% dari target senilai Rp47,15 triliun.
"Dilihat dari persentasenya bisa disimpulkan kalau investasi di Jateng ini memang bergerak terus ke arah yang positif," tuturnya.