Bisnis.com, SEMARANG – Dinas Pertanian Kota Semarang menjamin tidak ada daging sapi yang mengandung timbel yang dijual di wilayah ibu kota Jawa Tengah (Jateng) itu.
Meski pun, menjelang perayaan Hari Raya Kurban atau Iduladha, masih banyak sapi pemakan sampah yang berkeliaran di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kota Semarang.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, W.P. Rusdiana, saat melakukan pemeriksaan hewan ternak yang dijual untuk daging kurban di Jl. Jolotundo, selatan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Rabu (15/8/2018).
“Sampai sekarang tidak ada sapi sampah yang dijual di Semarang! Saya enggak tahu jualnya di mana, tapi pastinya di luar Semarang. Khusus sapi Jatibarang tidak dijual di sini!” tegas Rusdiana.
Rusdiana mengakui hingga kini memang masih banyak peternak yang melepasliarkan sapi ke lokasi TPA Jatibarang. Pantauan Semarangpos.com di lokasi TPA Jatibarang, memang masih banyak sapi yang berkeliaran dan memakan sampah di lokasi tersebut.
Bahkan, sapi-sapi itu banyak yang bermukim di kandang yang letaknya di pinggir jalan sepanjang lokasi TPA Jatibarang.
Rusdiana menambahkan sebenarnya pihaknya terus mengencarkan sosialisasi kepada para peternak di kawasan Jatibarang agar tidak membiarkan sapinya berkeliaran di TPA dan mengonsumsi sampah. Hal itu dikarenakan sapi yang memakan sampah dagingnya akan mengandung logam timbel dan tidak baik dikonsumsi.
“Kalau pun mau dijual, mereka [peternak] harus mengarantina sapi lebih dulu selama tiga bulan [tidak mengonsumsi sampah]. Hal itu untuk menetralisir kandungan timbel dalam daging sapi. Setelah itu, akan dilakukan pengecekan kesehatan hewan oleh petugas kami sebelum diizinkan dijual,” beber Rusdiana.
Rusdiana mengaku hingga saat ini tidak ada sapi di Jatibarang yang meminta untuk dilakukan pengecekan kesehatan. Praktis, pihaknya pun tidak pernah mengeluarkan surat perizinan agar sapi-sapi dari Jatibarang dijual, terutama untuk hewan kurban.
“Kami tahu penjual [hewan kurban] yang ada di Semarang dari mana saja. Jadi tidak ada sapi pemakan sampah yang dijual di sini. Saya enggak tahu jualnya di mana. Mungkin ke luar kota,” beber Rusdiana.